• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Kamis, Mei 26, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Mulut Jamban, Kaum Bumi Datar, Cebonger, dan Kampret: Pemilu-Pilkada yang Penuh Pelabelan Tak Mendidik

Kamis 3 Mei 2018 | 07:23
3 min read
179
SHARES
318
VIEWS
ADVERTISEMENT
Ilustrasi “Kampret vs Kecebong” diambil dari akun FB Dongeng Katulistiwa (foto: fb katulistiwaindonesia)

PWMU.CO – Menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019, arah politik semakin mengerucut ke dua nama. Head-to-head antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, tampaknya, masih akan berlangsung dua kali setelah sebelumnya terjadi di Pilpres 2014.

Apalagi setelah beberapa waktu lalu Gerindra, partai yang didirikan Prabowo, resmi memberikan mandat kepadanya untuk kembali maju pilpres dalam rakornas (11/4). Keputusan itu merupakan respons oposisi untuk petahana Jokowi yang jauh-jauh sebelumnya sudah dijagokan oleh beberapa partai, termasuk PDIP, untuk nyapres lagi.

Ini juga berarti, rakyat masih akan terus disuguhi ”perang wacana” antara kubu pro-Jokowi dan pro-Prabowo. Perang wacana mesti diberi kutip. Sebab, alih-alih melempar wacana yang membangun, (oknum) pendukung dari kedua kubu malah lebih suka menyampaikan hal-hal cenderung destruktif dan penuh emosional.

Padahal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wacana berarti kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis alias kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat.

Sudah menjadi rahasia umum, wacana-wacana yang dilemparkan di dunia maya, terutama di media sosial, sering kali tidak sehat –kalau tidak mau dibilang menjijikkan. Seperti yang kita tahu, mayoritas yang mendukung Jokowi dan kubunya adalah pihak-pihak yang mengaku Islam moderat dan liberal yang mengusung kebebasan berpikir. Sementara itu, kebanyakan pendukung Prabowo berada di pihak sebaliknya, salah satunya kalangan Islam fundamental.

Coba sejenak berselancar di Facebook. Di situ sudah pasti banyak wacana yang dilemparkan, baik dari pendukung Jokowi maupun Prabowo. Entah itu hoax atau berita asli. Yang menyedihkan, nalar sehat kedua kubu seakan hilang begitu saja gara-gara lontaran-lontaran tak senonoh yang sengaja diciptakan. Saling serang dengan kata-kata nyinyir itu dimulai semenjak Pilpres 2014, lantas berlanjut di Pilkada DKI 2017, dan sepertinya masih berlangsung pada Pilpres 2019 –tapi sejujurnya banyak yang berharap tidak.

Artikel bbc.com berjudul Kamus Nyinyir Pilkada Jakarta yang Dipakai di Media Sosial (12/4/2017) bisa menjadi contoh. Di situ tertulis, ada beberapa istilah yang digunakan untuk melabeli dan menyerang lawan politik masing-masing. Sebut saja ”si mulut jamban”, ”kaum bumi datar”, ”cebonger”, ”bani taplak”, ”bani serbet”, dan lain-lain. Sebagaimana diketahui, pada Pilkada DKI 2017, pendukung Ahok juga merangkap kubu Jokowi, sedangkan pendukung Anies Baswedan merangkap kubu Prabowo.

Istilah yang paling umum dan sering muncul di media sosial akhir-akhir ini untuk ”merepresentasikan” kedua kubu adalah kecebong untuk pihak pro-Jokowi serta kampret buat kubu Prabowo. Tidak tahu kenapa seperti itu. Kalau kecebong, barangkali karena hobi Jokowi memelihara kodok sehingga pengikutnya diolok-olok kecebong. Kecebong adalah hewan yang bakal menjadi kodok ketika besar. Sedangkan kampret adalah kelelawar kecil atau bisa disebut anak kelelawar. Dan, saling olok-olok itu kian masif.

Ada istilah yang mengatakan, mencintai secara membabi buta sama bahayanya dengan membenci yang membabi buta. Begitu juga, mencintai kubu yang satu dengan merawak rambang sama buruknya dengan membenci tanpa perhitungan. Sebab, yang seperti ini biasanya ngawur dan sarat emosi.

Padahal, Rasulullah pernah bersabda, sebagaimana sering kita dengar: ”Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya karena boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kau benci sewajarnya karena boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai.” (HR Muslim)

Sebaiknya, penggunaan label-label buruk yang tidak mendidik itu mulai diminimalkan, syukur-syukur dihilangkan. Bertarung wacana dengan gagasan-gagasan yang membangun akan jauh lebih bermartabat. Agama Islam pun, misalnya, secara tegas melarang umatnya menjuluki orang lain dengan gelar-gelar yang tercela. Menamai orang dengan jenis-jenis hewan, kita tahu, kerap berkonotasi buruk. Seperti halnya menyerupakan manusia dengan monyet, anjing, kerbau, kambing, dan sebagainya.

Islam secara tegas melarang memanggil dan memberi gelar buruk untuk mengolok-olok orang lain. Yang dimaksud mengolok-olok dan memberi gelar buruk adalah menghinakan dan merendahkan orang lain. Sebab, terkadang orang yang dihina itu bisa jadi lebih terhormat di sisi Allah dan bahkan lebih dicintai-Nya daripada orang yang menghina.

Sebagaimana firman Allah swt dalam Alquran yang kurang lebih artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok). Jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk…..” (QS al-Hujurat: 11)

Berikut salah satu riwayat mengenai asbabun nuzul atau sebab turunnya surah di atas. Sebagaimana disebutkan oleh Ad-Dahhak, ketika Rasulullah tiba di Madinah, tiada seorang pun dari kami (Bani Salamah) melainkan mempunyai dua atau tiga nama. Tersebutlah pula, apabila beliau memanggil seseorang di antara mereka dengan salah satu namanya, mereka mengatakan: ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia tidak menyukai nama panggilan itu.” Maka, turunlah firman Allah tersebut.

Firman Allah di atas cukup jelas, salah satu hal yang dilarang adalah mencela satu sama lain dan terlebih menyematkan gelar-gelar atau label-label buruk. Padahal, betapa mereka yang diberi gelar buruk itu punya asma yang agung pemberian orang tuanya. Jika tahu, pastilah bapak ibunya sedih juga manakala buah hatinya diberi panggilan yang buruk.

Ayat di atas sepatutnya digunakan sebagai otokritik. Becerminlah kepada diri sendiri andaikata diberi sebutan-sebutan buruk, apakah akan menerima begitu saja. Naluri umumnya mengatakan ”tidak”.

Ambil contoh lain yang sederhana saja, orang dengan perawakan gemuk kemudian seenaknya saja dipanggil, atau lebih tepatnya diejek, ”mbrot”, ”mbul”, ”emak-emak”, ”truk gandeng”, dan banyak yang lebih merendahkan lagi. Orang kurus juga sering dilabeli ”cungkring”, ”krempeng”, ”biting”, ”gepeng”, dan lain-lain. Kelihatannya biasa, tapi itu dilarang keras oleh Allah. Dan yang pasti, menyakitkan. Sebutan kecebong dan kampret pun seharusnya sama memedihkannya.

Jadi, masihkah kita terus berperang wacana dengan olok-olok? Patut direnungkan! (*)

Achmad Santoso

Kolom ditulis oleh Achmad Santoso, Pekerja media sedang menyelesaikan sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya

Tags: Amirul KazzabAribowoJokowi dan PrabowoJokowi di TanwirPuasa Daud
SendShare118Tweet26Share

Related Posts

Rebut Kursi di 2024, Muhammadiyah Jatim Gelar Sekolah Politik

Jumat 18 Maret 2022 | 22:33
442

Dari kiri: Suli Daim Ainur Rofiq Shopiaan, dan Aribowo (Muhammad Raissudin/PWMU.CO) Rebut Kursi di 2024,...

Strategi Caleg Minim Dana Terpilih di Pilkada

Jumat 18 Maret 2022 | 20:25
487

Aribowo (kanan) saat menyampaikan materi (Muhammad Raissudin/PWMU.CO) Strategi Caleg Minim Dana Terpilih di Pilkada, liputan...

Pelaminan Istimewa 01 dan 02

Rabu 7 April 2021 | 06:38
500

M Rizal Fadillah Pelaminan Istimewa 01 dan 02 oleh M Rizal Fadillah, pemerhati politik dan...

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
1.2k

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian...

Membaca Habib Rizieq dalam Perspektif Kultur Politik Jawa

Selasa 17 November 2020 | 08:46
3.5k

Membaca Habib Rizieq dalam Perspektif Kultur Politik Jawa. Membaca Habib Rizieq dalam Perspektif Kultur Politik...

Menko PMK Marah ke DPR, Ini Kata Guru Besar Unair

Sabtu 13 Juni 2020 | 14:44
794

Menko PMK Marah ke DPR. Muhadir Effendy saat di DPR (tangkapan layar video) Menko PMK...

Menteri Gagal Tafsirkan Radikalisme, Umat Islam Jadi Korban

Minggu 10 November 2019 | 15:40
37

Aribowo, kiri, ceramah di raker Majelis Tabligh PWM Jatim. (Rois/PWMU.CO) PWMU.CO-Isu radikalisme yang santer dihembuskan...

Selamat! Aribowo Jadi Doktor Keempat di Majelis Tabligh PWM Jatim

Kamis 25 Juli 2019 | 14:08
372

Dr Aribowo memaparkan disertasinya di depan penguji. (Aan/PWMU.CO) PWMU.CO - Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan...

Debat Capres Kedua: Din Syamsuddin Apresiasi Komitmen Prabowo Tegakkan Ekonomi Konstitusi

Selasa 19 Februari 2019 | 06:12
50

Din Syamsuddin (MN/PWMU.CO) PWMU.CO - Guru Besar Politik Islam FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof...

Basis Massa Ideologis Bubar, Suara Swing Voters Menentukan Kemenangan Pemilu

Minggu 7 Oktober 2018 | 22:53
40

sgp/pwmu.coAribowo narasumber diskusi politik di PWM Jatim, sabtu (6/10/2018). PWMU.CO-Reformasi 1998...

Discussion about this post

Terpopuler Hari Ini

  • Bendera LGBT, Arogansi Kulit Putih

    5194 shares
    Share 2078 Tweet 1299
  • Bolehkah Wanita Haid Tadarus Al-Quran?

    1273 shares
    Share 509 Tweet 318
  • Inilah 120 Peserta Diksuspala Special Edition 2022 Majelis Dikdasmen PWM Jatim

    1181 shares
    Share 472 Tweet 295
  • Hukum Tadarus Al-Quran dengan Speaker, Syiar atau Bidah?

    1475 shares
    Share 590 Tweet 369
  • Siswa Kelas IX Spemdalas Munaqasah Tahfidh

    1851 shares
    Share 740 Tweet 463
  • Tauhid dan Syirik: Keadilan Vs Kezaliman

    987 shares
    Share 395 Tweet 247
  • Inilah Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid

    1440 shares
    Share 576 Tweet 360
  • Tauhid, Menjauhi Al-Ghuluw dan At-Taqshir

    766 shares
    Share 306 Tweet 192
  • Agama Islam Kelanjutan dari Milah Ibrahim yang Hanif

    907 shares
    Share 363 Tweet 227
  • Diksuspala Special Edition 2022 Segera Digelar, 120 Peserta Lolos Seleksi

    645 shares
    Share 258 Tweet 161

Berita Terkini

Kabar

PCM Barat Bangun Panti, Donatur Berdatangan

Rabu 25 Mei 2022 | 22:00
62

Pembangunan Panti Siti Walidah PCM Barat Magetan. (Hidayat/PWMU.CO) PWMU.CO- PCM Barat Magetan membangun Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Siti Walidah  tahap...

Read more

Wakaf Quran Hasil Infak Siswa SD Mugeb

Rabu 25 Mei 2022 | 17:20
31

Aksi Penanaman 10 Juta Pohon Jangan Cuma Proyek

Rabu 25 Mei 2022 | 16:07
32

Gesekan Anggota Ormas, Ini Saran Menko

Rabu 25 Mei 2022 | 15:41
82

Membaca dalam Gelap Juara 2 Lomba Menulis IKAPI

Rabu 25 Mei 2022 | 14:28
113

40 Lulusan Terbaik SMA Muhi Ikuti Wisuda Akbar Tahfidz Quran

Rabu 25 Mei 2022 | 13:36
45

Tipe Kader Muhammadiyah, Anda Masuk yang Mana?

Rabu 25 Mei 2022 | 11:32
450

Drama Tergores Parang, Bawa TS Lamongan Lolos Porprov

Rabu 25 Mei 2022 | 09:58
141

SD Mugeb Ujian Eskternal Tahsin dan Tahfidh

Rabu 25 Mei 2022 | 09:21
43

Eksistensi Kader Muhammadiyah: Pengganggu, Beban, Kontributif

Rabu 25 Mei 2022 | 08:46
235
PWMU.CO | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In