PWMU.CO – Prinsip beramal yang baik itu bukan saja harus ikhlas, tapi juga harus banyak. Karena bagi penerima sumbangan, yang penting jumlahnya. Soal keikhlasan itu urusan penyumbang dengan Allah Swt. Maka jangan jadikan “yang penting ikhlas” sebagai alasan untuk menyumbang dengan jumlah minimalis.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid MSi dalam Baitul Arqam Amal Usaha Pimpinan Cabang Aisyiyah Klojen, Kota Malang, (30/4). Dalam acara di Dusun Sahabat Alam, Krangploso, Kabupaten Malang itu, Nadjib menguraikan 3 hal penting dalam ber-Muhammadiyah.
Pertama, kata Nadjib, gemar mencari ilmu. Banyak kegiatan yang bisa diikuti dalam Muhammadiyah terkait dengan thalabul ilmi ini, salah satunya, Baitul Arqam. “Coba perhatikan. Pasti berbeda mereka yang sudah Baitul Arqam dan belum,” jelas Nadjib. “Maka, manfaatkan betul kesempatan ini. Kalau diajak Baitul Arqam saja malas, berarti kadar ber-Muhammadiyahnya masih kurang.”
Kedua, gemar bersedekah. “Gak ada ceritanya orang Muhammadiyah itu pelit,” jelas calon Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) ini. “Kalau toh ada yang pelit, bisa dipastikan belum pernah ikut Baitul Arqam,” katanya yang disambut tawa peserta.
Terkait dengan sedekah ini, Nadjib punya tips yang patut dicoba. Bersedekah, menurutnya, sebaiknya dilakukan dengan sebanyak-banyaknya. “Bagi yang menerima sumbangan, yang penting adalah jumlahnya banyak. Soal ikhlas, itu urusan sang penyumbang dengan Allah swt,” tuturnya.
Ketiga, ciri orang Muhammadiyah itu ikhlas. “Dengan ikhlas, hidup jadi ringan,” kata suami Luluk Humaidah itu.
Ia memberi ilustrasi ikhlas itu dengan (maaf) seperti orang buang hajat. “Ikhlas itu ya seperti orang buang hajat. Setelah dibuang merasa lega dan tidak dicari lagi,” katanya sembari tersenyum diikuti peserta lainnnya.
Dengan pemateri yang bagus, dan dilaksanakan di tempat terbuka, Ketua PCA Klojen, Lya Sofiyana SPd merasa cukup puas dengan Baitul Arqam yang diikuti semua guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal dan karyawan AUM lain se-Cabang Klojen itu.
“Agenda dikemas dengan sangat menarik dan tidak membosankan. Diadakan di ruang terbuka dengan tenda-tenda sebagai tempat tidur,” tuturnya.
Kepada PWMU.CO, Lya mengatakan jika Baitul Arqam ini dikemas berbeda tanpa mengurangi muatan materi yang sudah ditetapkan oleh sistem perkaderan. “Ini juga pertama kalinya peserta diijinkan membawa anak-anak mereka yang masih kecil,” jelas Lya.
Uniknya lagi, kegiatan yang menguras banyak pikiran ini ditutup dengan outbond. Perlu dicoba di tempat lain. (uzlifah)