PWMU.CO – Kemiskinan struktural harus dipotong melalui pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat. Keduanya merupakan bagian dari tugas-tugas pemberdayaan. Hal tersebut disampaikan Kepala Bagian Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial (Kesos Dinsos) Kota Malang Achmad Sholeh MM di Sekolah Pemberdayaan Masyarakat (SPAM) Nasional di Aula Masjid Fachruddin Kampus 3 UMM, (03/05).
“Pemberdayaan itu adalah proses pemberian kail kepada masyarakat bukan memberikan ikannya,” tegas Sholeh. Dia menyampaikan bahwa hal-hal yang besar diawali dengan hal-hal yang kecil. “Hal-hal luar biasa diawali dengan hal-hal yang sepele. Begitulah proses pemberdayaan itu berlangsung.”
Sholeh menceritakan banyak pengemis saat ini yang memiliki penghasilan yang cukup fantastis. Bahkan, ada beberapa yang melibatkan suami istri dan anak-anak di bawah umur. “Kalau dihitung-hitung perbulannya, penghasilan mereka bisa ngalahin gajinya PNS,” sambungnya disambut tawa peserta seminar.
Sholeh melanjutkan bahwa untuk menghentikan fenomena tersebut bukanlah perkara mudah. Sebab, mereka merasa nyaman sehingga diperlukan proses pemberdayaaan kepada masyarakat.
Pria kelahiran Lamongan tersebut menegaskan bahwa mahasiswa merupakan komunikator yang baik antara masyarakat dan pemerintah dalam melakukan tugas-tugas pemberdayaan. Hal itu selaras dengan fokus Dinas Sosial Kota Malang pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Mengusung tema seminar Pemberdayaan Masyarakat di Era Destruktif Sholeh berharap bahwa melalui kegiatan SPAM ini mampu menambah gairah dan kesadaran mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pemberdayaan di tengah-tengah masyarakat. (naz)