
PWMU.CO-Pagi itu masih remang. Jarum jam menunjukkan pukul 05.30 Wib. Namun para siswa dan siswi sudah berkumpul penuh semangat di lapangan Agro Mulia. Mereka seperti tidak terpengaruh oleh hawa dingin yang menunsuk tulang di pagi itu. Mereka tetap berdiri berjajar membentuk barisan untuk mengikuti senam pagi.
Para siswa sepertinya sudah tidak sabar untuk mengikuti kegiatan,padahal jadwal kegiatan belum dimulai. Dengan teriakan-teriakan khas Hizbul Wathan (HW), para peserta pelatihan kepanduan dan SAR (latpansar) dari SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Sidoarjo ini tetap bersemangat membentuk barisan ingin memulai kegiatan. Pagi itu, memang ada jadwal kegiatan senam pagi ceria (sepace) dipimpin Ramanda Ernam.
“Sikap pokok HW!” teriak Ramanda Ernam yang memimpin senam.
“Siap sikap pokok HW!” sambut peserta serentak antusias dan penuh semangat.
Kegiatan senam dilakukan. Ada 24 gerakan dibuat dalam peregangan sebelum memulai senam ceria. Senam gemufamere mengalun mengawali senam pagi dilanjut senam turun naik. Dua senam ini favorit dalam setiap perkemahan.
Selesai senam, para peserta mendapat surprise. Mereka tidak menyangka, ternyata di kegiatan senam tersebut juga diberi materi dasar-dasar bela diri. Tampil sebagai instruktur Ramanda Zainal Arifin. Pembina Hizbul Wathan (HW) SMAMDA yang juga Kader Tapak suci melati tiga ini langsung membimbing peserta memperagakan gerakan dasar bela diri seperti gerakan katak melempar tubuh, mawar mekar, tangkisan luar, tangkisan dalam, pukulan maju, hingga pukulan mundur.
Semua tehnik gerakan diberikan dan para peserta pun senang dan memperagakan dengan sangat antusias. Maklum peserta rata-rata belum pernah ikut bela diri termasuk tapak Suci. “Sekarang belajar melepaskan dari kuncian. Ini cara praktis bagi tidak belajar bela diri secara utuh,” terang sarjana pertanian ini.
Kuncian pertama, lanjut dia, jika dibelit dari belakang lewat ketiak ke tengkuk. “Siapa yang bisa melepaskan diri dapat tiga bintang?” tanya sekretaris Pimda Tapak Suci Sidoarjo ini menantang peserta.
Tiga anak maju dengan berbagai teknik yang dimiliki, namun tak satupun yang bisa meloloskan diri. “Caranya gampang, nggak usah buang energi. Tinggal angkat kedua tangan, lalu melorotkan badan ke bawah,” ucap bapak dari Muhammad Al-fatih ini seraya melorotkan badannya dan keluar dari kuncian.
Semua peserta secara berpasangan memperagakan teknik melepas dari kuncian, dan semua gembira bisa menguasai teknik ini dengan baik.
Kuncian kedua, tambah dia, jika dipegang kerah baju. Kali ini tidak hanya laki-laki yang maju, bahkan perempuan juga ada yang maju, tetapi tak satupun yang bisa melepaskan diri. “Ini mudah saja, pegang tangannya dengan tangan kanan, lalu menolehlah ke kanan seraya badan merunduk sedikit,” terang pria yang biasa dipanggil Ramanda Minyak ini sambil meperagakan dengan patah-patah agar mudah dipahami peserta.
Dan peserta bersorak gembira begitu sukses memperagakan teknik yang diajarkan Ramanda Minyak. (R6)