PWMU.CO – Salah satu isu strategis yang perlu menjadi perhatian adalah munculnya sikap apolitik atau apatis terhadap politik. Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Gresik Faqih Usman SE MSi mengatakan, bahwa di kalangan grassroats (akar bawah) masih terjadi apatis terhadap politik. Yaitu tak mau tahu, acuh tak acuh, alias tidak ngreken dengan politik.
Pernyataan itu disampaikan Faqih Usman di hadapan peserta Dirasah Islamiyah Lil Zu’ama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik bertema “Strategi Dakwah Politik untuk Memajukan Masyarakat yang Berkeadilan”, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Ahad, (6/5/18).
Menurut Faqih Usman, ada tiga hal yang menimbulkan sikap apolitik itu. Pertama, karena ketidaktahuan. “Ketidaktahuan itu, politik tidak dipahami secara jelas, secara utuh. Kadang dipahami sebagian, bahkan sama sekali tidak dipahami itu apa politik,” ungkapnya. “Ketidaktahuan itulah yang membuat orang bersikap apolitik.”
Kedua, adanya intimidasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Faqih, orang baik dengan kekuatan finansial yang merasa kepentingan (bisnis)-nya terancam jika terjun dalam dunia politik, itu termasuk contoh intimidasi secara langsung.
“Ketika ada orang melakukan tindakan-tindakan politik, apa yang terjadi? Tindakan politik itu misalnya mengkritisi kebijakan pemerintah. Apa yang dilakukan Pak Amien (Rais) itu kan bagian dari tindakan politik, mengkritisi pemerintah. Tapi apa yang terjadi? Di-bully dan sebagainya. Ini bentuk intimidasi secara langsung,” ungkapnya.
Sedangkan intimidasi secara tidak langsung, menurut Faqih, adalah mencitrakan politik sebagai hal yang negatif. Opini bahwa politik itu kotor dan agama suci karenaitu politik harus dipisahkan dari agama, adalah bagian dari pencitraan negatif politik. “Masjid itu tidak boleh dipakai membahas masalah politik keumatan, ini adalah bagian intimidasi politik secara tidak langsung,” terang Faqih.
Ketiga, sikap apolitik juga bisa disebabkan karena masyaraka merasa bosan. Menurut Faqih, banyak masyarakat yang merasa kondisi tidak berubah. “Berulangkali ada pemilu, ada pilkada, tapi tidak ada perubahan. Penganggunran masih banyak, kemiskian masih ada,” ungkapnya menirukan suara yang berkembang di masyarakat.
“Jadi mereka merasa bosan. Semakin hari semakin kehilangan harapan pada politik,” kata Faqih. Apalagi, sambungnya, saat ini banyak politisi tidak baik yang sedang menguasai panggung perpolitikan Indonesia.
Untuk mengatasi persoalan apolitik masyarakat itu, Faqih menawarkan dua langkas strategis.
Pertama melakukan pendidikan politik. Kedua, mendorong orang-orang baik untuk masuk politik karena sejatinya ujung politik untuk kemaslahatan.
“Dukung orang baik di kancah politik agar bisa mewarnai dan memberikan perubahan. Jangan biarkan orang baik bertarung sendiri. Mereka pasti kalah. Mereka harus dimenangkan bersama-sama,” ujarnya. (MFA)
Discussion about this post