PWMU.CO-Belakangan ada trend pergeseran pertumbuhan ekonomi secara global. Dulu negara-negara Eropa dan Amerika mengalami pertumbuhan tinggi, namun kini justru negara-negara Asia yang memiliki trend positif. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika mulai turun, sementara negara-negara Asia mulai naik.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PB KBPII Nasrullah Larada dalam talkshow di Shangri-La Hotel, Ahad (6/05/2018). Talkshow yang dipandu Sudono Syuueb ini sendiri digelar dalam rangka peringatan Harba PII ke-71 dengan mengangkat tema Menyongsong Pertumbuhan Ekonomi Keummatan Bersama Cagub Jawa Timur.
Nasrullah menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat hanya 1,6 %,. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar itu, negara akan menjadi kolaps, tapi perusahaan-perusahaan swasta tetap eksis dan produktif. Sedang ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 %. “Ini pertumbuhan yang bagus. Tapi pertumbuhan itu untuk siapa?” tanya Nasrullah yang juga Bendahara Umum PAN ini.
Pertumbuhan itu, lanjut dia, ternyata bukan dinikmati umat Islam sebagai penduduk mayoritas negera ini. Yang menikmati, kata dia, adalah para pengusaha industri yang berkaitan dengan produksi, akomodasi, dan konsumsi. “Karena itu sebagai kader-kader PII, kita harus ikut berperan dalam membangun ekonomi umat berbasis syariah,” ajak Nasrullah yang merupakan alumni PII dari Yogbes.
Sementara itu, Ketua PW KBPII Jatim Prof. Zainuddin Maliki dalam talkshow ini menyatakan bahwa KBPII Jawa Timur memiki agenda untuk ikut berperan membangun ekonomi ummat. “Untuk itu, siapa pun yang terpilih jadi Gubernur Jawa Timur, apakah Gus Ipul ataukah Bu Khofifah, saya mohon berkenan mengawal agenda-agenda ekonomi KBPII Jawa Timur,” pinta Zainuddin Maliki serius.
Lebih lanjut, Zainuddin mengatakan negara harus menjadi helping hands. Artinya, jelas dia, jika ekonomi masyarakat mengalami kehancuran, pendapatan merosot dan daya beli menurun, maka negara berperan membantu menyehatkan pasar, membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya untuk rakyat supaya daya belinya naik. Dan jangan sampai sebagai grapping hands, yakni justru negara berperan potensial untuk menghancurkan ekonomi rakyat dengan merampok aset-aset negara untuk kepentingan kelompok kecil penguasa yang bersifat plutokrats.
Nara sumber lainnya, lr. Chairul Djaelani, mantan ketum KBPII Jawa Timur menyatakan tugas utama pemerintah adalah mensejahtrakan rakyat. Karena 85 % rakyat Indonesia itu muslim maka pemerintah tidak boleh abai pada kesejahteraan umat Islam. Di samping pemerintah tidak boleh abai pada umat lslam, lanjut dia, pemerintah juga harus mempethatikan kebutuhan ummat Islam. “Jika umat lslam ingin sejahtera, harus meningkatkan imannya kepada Allah dan hidup dengan naungan syariah,” tutur dia.
Sedang Dadang Hidayat, Ketua bidang Kesaudagaran KBPII Jatim menyatakan kader-kader PII harus bangkit menjadi pengusaha dalam bidang apa pun, termasuk jadi pengembang syariah tanpa riba. Selama ini, kata Dadang, pihaknya memang menjadi pelopor pengembang perumahan syariah di berbagai kota dan propinsi. “Kami punya target bangun perumahan syariah di 7 propinsi, sekarang baru 3 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Kebijakan kami, bangun rumah syariah dengan cicilan tanpa bunga dan tanpa sita,” kata Dadang, anak desa trasmigrasi di Sulsel yang berasal dari Cianjur Jawa Barat ini.
Selain itu, Dadang mengatakan setiap pengembang yang sukses selalu membawa gerbong jaringannya, keluarga, dan komunitasnya untuk ikut sukses. Dan pengembang berkontribusi positif dalam pengembangan wilayah. Untuk jadi pengembang yang sukses harus punya ilmu dan keberanian. “Ilmunya ada 5, yaitu visi yang kuat, keberanian, manajemen, keuangan, dan kecepatan,” tuturnya. (Sudono Syueb)