PWMU.CO – Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) Leran Wetan, Palang, Kabupaten Tuban, menggelar wisuda atau purna siswa bagi putra-putrinya, baik yang di Kelompok Bermain (KB) maupun yang TK.
Acara yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah Palang, Kamis (10/5/2018) tersebut mengusung tema “Aku Anak Muslim Cinta Budaya” dan dimeriahkan berbagai macam pertunjukkan seni, ada seni tari tradisional maupun seni drama kolosal.
Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Dra, Hj Dalilah Candrawati, M.Ag yang diundang sebagai penceramah mengatakan bahwa, sejak Aisyiyah didirikan oleh Nyai Walidah Ahmad Dahlan adalah dengan merintis sekolah usia dini yang diberi nama Frobel Kindergarten Aisyiyah pada tahun 1919 di Kauman Jogjakarta,
Frobel Kindergaten Aisyiyah inilah yang kemudian berkembang menjadi TK ABA hingga sekarang ini. “Untuk mengenang jasa Aisyiyah di pendidikan usia dini, maka nanti pada 2019 akan digelar Milad Aisyiyah Bustanul Athfal ke-100. PP Aisyiyah akan menggelar Milan ABA karena usianya sudah mencapai satu abad,” kata Dra, Dalilah Candrawati, M.Ag.
Ketua PWA Jatim juga menekankan tentang pentingnya pendidikan anak, dia mengatakan bahwa, jangan sampai orang tua lalai dan meninggalkan keturunannya dalam keadaan lemah iman, lemah intelektual dan lemah sosial
“Allah peringatkan kepada kita agar merasa khawatir meninggalkan generasi yang lemah, generasi yang lemah secara spiritual berupa keimanan, lemah intelektual, lemah secara sosial dan lemah secara emosional, oleh karena itu Nabi Zakariyah ketika berdoa yang dimohon adalah agar diberikan keturunan yang baik” tuturnya
“Keluarga adalah, pendidikan yang pertama dan utama, karena anak itu pertama kali mengenal pendidikan dari kedua orangtuanya,” tambahnya.
Hj Dalilah menambahkan, dalam Islam, orang tua harus benar-benar memperhatikan pendidikan anaknya karena anak adalah anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT kepada setiap orang tua.
Berbagai cara dan upaya dilakukan orang tua agar dapat melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Dan jangan sampai anak menyeret orang tuanya masuk neraka.
Menurut Hj Dalilah, anak dalam Islam bisa dikategorikan menjadi tiga (3);
1. Fitnatun (Ujian)
Sebagai Fitnatun (fitnah/cobaan) Fitnah yang dapat terjadi pada orangtua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang durhaka. Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang intinya membuat susah dan resah orang tuanya.
2. Ziinatun Hayat (Perhiasan Dunia)
Sebagai ziinatun (hiasan untuk kedua orang tuanya) Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat.
3. Qurrota A’yun (Penyejuk Hati)
Sebagai Qurrata a’yun (penyejuk hati kedua orang tua). Ini kedudukan anak yang terbaik yakni manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila ditunjukkan untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita.
“Ada hal penting yang harus kita berikan kepada putra-putri kita selain memilih sekolah, maka jangan lupa apa yang sudah diajarkan di TK Aisyiyah itu akan terus bersambung di rumah. Itulah sebabnya ada tiga ranah pendidikan yang tidak boleh lepas, pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah dan pendidikan di masyarakat,” tambah Hj Dalilah.
Ketua PWA Jawa Timur ini juga berharap para orang tua yang sudah menyekolahkan anak-anaknya di TK ABA juga melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke sekolah Muhammadiyah agar supaya ilmunya bersambung dan lebih mantap.(iwan)