PWMU.CO-Cara klasik menghafal Alquran adalah mengulang-ulang bacaan. Inilah yang diajarkan kepada guru Muhammadiyah dengan metode Tikrar.
Acara itu digelar oleh Majelis Dikdasmen PDM Kota Surabaya di Gedung Dakwah, Sabtu (12/5/2018).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru, khususnya guru Al Islam dan Kemuhammadiyaan (AIK) mulai dari tingkat SD sampai SMA.
Ustadz M. Nur Ichsan, pengajar metode ini menjelaskan, metode Tikrar merupakan sistematisasi cara menghafal Alquran yang paling tua.
“Tikrar berarti pengulangan. Artinya membaca secara berulang-ulang sampai kita hafal,” jelasnya.
Ia menyebutkan, metode ini juga sudah menyiapkan Alquran khusus, yaitu tikrar Quran hafalan. Alquran ini sudah didesain untuk memudahkan para pembacanya menghafal. Setiap halaman terdapat kolom-kolom penanda tikrar.
Ia kemudian meminta peserta membuka Quran tikrar. “Coba lihat kolom paling atas diberi tanda TL (tanda tilawah). Setiap satu kali baca harus membubuhkan tanda satu kali. Penandaan bisa berupa tanda silang, bintang atau tanda pagar,” katanya.
Kolom di bawahnya adalah kolom penanda tikrar atau tanda pengulangan bacaan setiap penggalan yang ditentukan. Sedang kolom di bawahnya lagi adalah kolom murajaah (MR).
Tidak kalah penting dari Quran ini, sambungnya, adalah di setiap halaman terdapat blok warna yang menandakan pembagian satu halaman menjadi empat maqra’ (1 maqra’=1/4 halaman).
Dijelaskan, khat yang diberi warna biru di awal ayat atau awal penggalan merupakan tanda awal maqta’. Sedangkan khat yang diberi warna buram di akhir ayat atau akhir penggalan ayat merupakan tanda akhir maqta’ (1 maqta’=1/2 maqra’=1/8 halaman).
Satu maqta’ bisa terdiri dari satu ayat atau lebih. Setiap dua maqta’ disatukan menjadi satu maqra’. Setiap halaman terdiri dari 4 maqra’ atau 8 maqta’.
Dia memaparkan, ayat-ayat yang panjang dan tidak bisa dijadikan satu maqta’, bisa dipotong-potong menjadi beberapa maqta’.
Akhir dari setiap maqta’ tersebut mengikuti tanda waqaf dan panjangnya seimbang antara satu maqta’ dengan lainnya. Contohnya terdapat dalam surat Albaqarah ayat 282.
“Di bagian bawah khat terdapat kolom kata kunci hafalan yang diambilkan dari setiap kalimat awal dan akhir setiap maqta’. Sedangkan di bawahnya lagi terdapat kolom ayat-ayat yang mirip dengan ayat lainnya dalam surat yang sama,” tandasnya.
Di akhir sesi, Ustadz Ichsan mengajak semua peserta untuk praktik menghafal surat Thaha ayat 13-14.
Seluruh peserta diminta membaca berulang-ulang terlebih dahulu sampai 10 kali. Setelah itu ia mempersilakan peserta yang sudah hafal untuk praktik hafalan.
Rata-rata peserta sudah bisa hafal kedua ayat tersebut, meski belum sampai bacaan yang kesepuluh. Seperti Erfin Walida Rahmania, peserta dari SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Ia bisa menghafal kedua ayat tersebut dengan lancar. “Senang, ternyata metode Tikrar ini sangat mudah dipraktikkan. Namun butuh konsistensi yang terus menerus. Semoga bisa istiqomah,” tuturnya. (Azizah)