
PWMU.CO – Rasa kehilangan terlihat jelas pada wajah-wajah siswa SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Panceng Gresik. Perasaan duka masih menyelimuti mereka. Bahkan tangis pun tak terbendung.
Ya, mereka tidak menyangka, Azizatul Eva Wahidah, salah satu Pembina Tapak Suci SMP Muhammadiyah 13 Campurejo itu meninggal begitu cepat, di usinya yang masih 20 tahun.
Pagi itu, Sabtu (12/5/18) seluruh siswa-siswi Hamas School—julukan sekolah daerah pantura yang baru setahun berdiri —bersama para guru sedang takziyah ke kediaman almarhumah yang terletak di Desa Weru, Paciran, Lamongan.
Eva—panggilan akrabnya—dikenal sebagai sosok yang baik, ramah, murah senyum, dan pekerja keras. Karena itu. murid-murid Tapak Suci-nya sangat
mengenangnya. “Ustadzah Eva kalau mengajar enak, mudah dimengerti dan dihafal,” kesan Raniyyah Azhar, salah satu siswi Tapak Suci Hamas School.
“Beliau adalah pembina yang paling sabar dan pengertian ketika mengajar kami,” kenang Rahesty Novita Sari, siswi Tapak Suci yang lain.

Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah, menuturkan, Jumat (11/5/18) malam itu, sebenarnya bertepatan dengan jadwa Eva membina Tapak Suci di Hamas School. “Sedangkan beliau ada kuliah hingga Maghrib. Jadi ketika ada berita Ustadzah Eva meninggal, anak-anak pun kaget, pasalnya mereka mau latihan. Sehingga latihan dibubarkan dan semua masih berpakaian Tapak Suci ke rumah duka,” terangnya.
Rodiyah, ibu kandung Eva mengungkap, Kamis (10/5/18) malam Eva sempat bercerita kalau mimpi keserempet truk dan minta maaf ke ibunya. Dia dan keluarga tidak menyangka kalau hal itu akan menjadi kenyataan.
“Eva adalah anak yang mandiri dan pekerja keras, kalau pagi dia berjualan baju di Pasar Campurejo, siang sampai malam kuliah, dan di saat libur kuliah dia mengajar Tapak Suci di Hamas,” tutur Rodiyah, sambil tersedu.
Semasa hidup, mahasiswi semester dua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIM) Pondok Pesantren Karangasem Paciran Lamongan ini, terbilang sangat aktif di berbagai organisasi.
“Selain aktif di Pimpinan Cabang Tapak Suci Panceng sebagai bendahara, beliau juga aktif di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah STAIM PP Karangasem Paciran sebagai sekretaris bidang Immawati,” jelas Amin Shobir, salah satu mahasiswa STAIM.
Agus Hariyanto, pengajar Tapak Suci Hamas School lain menyampaikan, semangat Eva dalam belajar dan dedikasinya terhadap bidang yang ditekuninya membuat beliau begitu dikagumi. “Tidak ada sosok yang bisa menggantikan beliau,” ucapnya.
Kepada para siswa yang ikut takziyah, Nurul Wakhidatul Ummah memberi pesan-pesan penting. “Beginilah Nak, di dunia ini kita hanya mampir sesaat untuk melakukan perjalanan panjang. Cari sangu yang banyak kita tidak tahu umur kita sampai kapan. Kalau saat ini guru kita melanjutkan perjalanan lebih dahulu berarti Allah ingin dan beri kesempatan kita semua untuk bertaubat,” pesannya. (Fillah)
Discussion about this post