PWMU.CO – Pimpinan dan warga Muhammadiyah Banyutengah, Panceng, Gresik melakukan konsolidasi, Senin (14/5/18) malam. Pertemuan juga diikuti oleh para dewan guru Perguruan Muhammadiyah setempat.
Silaturahmi yang berlangsung gayeng itu dimaksudkan untuk menyamakan persepsi agar ada kesamaan kata untuk menggerakkan dan memajukan Persyarikatan serta amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang ada di Ranting Banyutengah.
Salah satu persoalan yang muncul adalah banyak dari warga Muhammadiyah Banyutengah yang melanjutkan sekolah putra-putrinya ke luar desa. “Padahal di Ranting sendiri sudah terdapat lembaga pendidikan dari jenjang PAUD, TK, MI, MTs, MA, dan pondok pesantren,” kata KH Muskanan SAg, sesepuh perguruan Muhammadiyah Banyutengah.
“Kasihan para pendahulu serta warga anggota yang sudah berjuang dan mengorbankan segala apa yang dimiliki baik yang berupa pemikiran, tenaga, maupun harta sehingga terwujud bangunan gedung madrasah yang megah. Akan tetapi tidak ada isinya. Karena warga sendiri tidak menyekolahkan anaknya di Banyutengah,” ungkapnya.
Dia menambahkan, kalau warga sendiri tidak percaya pada lembaganya sendiri bagaimana dengan orang lain. “Jangan diharap orang lain akan menyekolahkan anak didiknya di lembaga pendidikan Muhammadiyah Banyutengah, kalau anggotanya sendiri tidak mempercayakan anaknya untuk di sekolahkan di Banyutengah,” lanjut Kiai Muskanan, yang juga pengasuh Ponpes Al-Ahzar Banyutengah.
Pada kesempatan tersebut, hadir pula pembina Ponpes Tahfidz Al-Azhar Banyutengah Ustadz Misbahul Qulub MPd. Dia menyampaikan, tahun pelajaran 2018/2019 merupakan momen yang tepat untuk mem-branding ponpes serta lembaga pendidikan yang ada di perguruan Muhammadiyah Banyutengah dengan memasukkan program tahfidf ke dalam kurikulum madrasah formal.
“Hal ini diharapkan agar tahfidh ini nantinya bisa mengangkat daya tarik dari lembaga formal yang ada di Ranting Banyutengah,” ujarnya.
Tahun ini, ujarnya, sementara baru ada dua jam pelajaran untuk prograh tahfidh. “Kalau nanti evaluasinya lebih baik maka akan ditambah empat bahkan delapan jam pelajaran untuk durasi kesempatan tadfidz di sampaikan di jam formal,” tambahnya. (Anshori)
Discussion about this post