
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi secara resmi meluncurkan Radio Muhammadiyah (RadioMu) dan jaringan Radio Muhammadiyah di Auditorium Universitas Ahmad Dahlan III, Yogyakarta, Kamis (5/5).
(Baca juga: Doa Situs On Line Masuk Surga)
Peluncuran dilakukan di sela-sela Rapat Kerja Nasional Majelis Informasi dan Pustaka (MIP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang berlangsung di kampus tersebut, 5-7 Mei 2016.
Sebenarnya RadioMu sudah melakukan siaran selama empat tahun dengan siaran secara streaming 24 jam nonstop di www.radiomu.web.id. Namun bartu kali ini secara resmi diresmikan PP Muhammadiyah. Pada kesempatan tersebut Haedar Nashir melakukan teleconference dengan penyiar Radio Al Jihad Lampung dan M Radio Medan.
(Baca: Muhammadiyah Luncurkan Fiqih Jurnalistik)
Pada saat yang sama dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (Mou) antara Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir, Msi dengan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Dr Mustari Irawan MPA.
Haedar dalam sambutannya mengatakan Muhammadiyah memiliki sejarah dalam kearsipan dan publikasi tertulis. “Ketika awal lahir, ada bagian pustaka di Muhammadiyah. Saat muktamar, bagian pustaka memuat berita-berita muktamar.”
(Baca juga: Muhammadiyah Jatim Bangga Punya PWMU.CO)
Haedar juga menceritakan soal majalah Suara Muhammadiyah. Pada awalnya majalah ini masih berbahasa Jawa. Kemudian sejak 1922 mulai memakai bahasa Melayu. “Kami berharap naskah-naskah tersebut menjadi media bahwa Muhammadiyah punya dokumen tertulis,” katanya.
Kepala Arsip Nasional RI Dr Mustari Irawan MPA mengatakan dengan MoU dirinya merasa menjadi bagian dari Muhammadiyah. “Dengan MoU ini kita diikat kerjasama agar menjadi lebih baik. Selain itu, ini membuka ruang lebih baik dalam menyelamatkan arsip Muhammadiyah. Dengan MoU ini, kami minta PP Muhammadiyah tidak usah sungkan serahkan arsip ke Badan Arsip Nasional. Kami akan simpan permanen arsip-arsip tersebut,” katanya.
(Baca juga: PWMU.CO Harus Jadi Penghulu Kemajuan)
Haedar mengharapkan agar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) menjadi pusat informasi dan membawa semangat yang mencerahkan. Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Dr Mukhlas MT, mengatakan Rakernas agar merujuk hasil muktamar yang mengambil tema Gerakan Islam Berkemajuan.
“MPI pasca-muktamar harus mandiri, proaktif dan dinamis. Tantangan MPI makin berat. Dunia sudah tak terkendali. Dunia sudah datar. Tidak ada jarak. MPI saatnya bangkit dengan langkah praksis. Pengurus MPI pusat dan daerah harus bergerak,” katanya.
Rapat Kerja Nasional MPI turut dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, Sekretaris PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto, dan Ketua PP Aisyiyah Lathifah Iskandar. (Agus s)
Discussion about this post