PWMU.CO – Berjuang di Muhammadiyah harus dilandasi doktrin tauhid. Dengan tauhid akan lahir tekad yang kuat. Tekad kuat tidak membuat mudah putus asa. “Berjuang di Muhammadiyah banyak tantangannya. Tetapi jangan takut. Itu yang bikin menarik. Di situlah perlunya ditanamkan doktrin tauhid kepada seluruh pimpinan,” jelas Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MSi dalam sambutannya saat melantik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pamekasan, Jumat (6/5).
(Baca: Ber-Muhammadiyah Tidak Boleh Pasif)
Sukadiono yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah (UMS) Surabaya mengatakan, Muhammadiyah dalam definisi dalam AD/ART adalah gerakan Islam. Maka, kata Sukadiono, ada tiga unsur yang harus diperhatikan. Pertama adalah dinamis. Dalam organisasi dibutuhkan dinaminasi untuk menjalankan organisasi. “Hal itu juga berlaku untuk Muhammadiyah,” katanya.
Yang kedua, kata Sukadiono, adalah dakwah. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah yang menyerukan amar ma’ruf nahi mungkar. Terkait dengan beberapa isu-isu yang berkembang dan dinilai menyimpang, maka Muhammadiyah perlu untuk meluruskannya.
Ketiga, tajdid (pembaharuan). Pada abad kedua ini, katanya, Muhammadiyah harus menjadi pelopor pembaharu, dalam rangka mengimbangi era modernisasi. ”Karena itu penting untuk mengetahui 5 doktrin di Muhammadiyah,” paparnya.
(Baca: Ini 5 Doktrin Perjuangan Muhammadiyah)
Ditambahkan Sukadiono dengan banyaknya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Maka diperlukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu Muhammadiyah juga harus tetap menginisisasi munculnya AUM baru sebanyak-banyaknya.
”Perlu juga dilakukan kerjasama. Baik di kalangan internal Muhammadiyah, maupun dengan eksternal Muhammadiyah. Yang penting masih dalam koridor,” tandasnya. (dede/aan)