PWMU.CO – Kalau tidak ada perang dunia III, bisa dikatakan umat muslim akan menjadi umat mayoritas di muka bumi ini. Bahkan, dengan adanya peristiwa itu saja, nominal umat Islam masih luar biasa banyak di muka bumi. Tak heran jika aspirasi umat Islam, meski tidak tersurat, diakomodir oleh siapa saja.
Demikian diantara poin ceramah yang disampaikan Dosen pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, DR Asykuri. Bertempat di masjid TPI Nurul Huda Jl Mayjend Panjaitan Kota Malang, Asykuri menguraikan beberapa persoalan yang melanda umat Islam, (26/5).
Kondisi kekinian, jelas Asykuri, terjadi semacam fenomena kebalikan antara Muslim di Indonesia, Muslim luar negeri, dan non-Muslim di luar negeri. Di saat Jepang, Eropa terus berupaya menambah jumlah penduduknya, justru Negara Muslim seperti Indonesia, malah berupaya membatasi jumlah kelahiran. “Sementara negara-negara lain ada yang jumlah umat Islamnya bertambah terus seperti di India, Pakistan dan wilayah lainnya,” papar doktor Sosiolinguistik ini..
Melihat perkembangan nominal umat Islam di berbagai dunia itu, kata Asykuri, ada nilai yang penting dicatat. “Itu menunjukkan bahwa sejatinya Islam mengalami perkembangan yang luar biasa,” jelas Asykuri dalam kajian jelang berbuka Angkatan Muda Muhammadiyah Pimpinan Ranting Muhammadiyah PRM Penanggungan Klojen Malang tersebut.
“Tapi ternyata masih banyak orang yang terpengaruh dengan informasi sebagian orang yang berbasis perasaan semata,” sambung Asykuri seakan menegasikan perkembangan menggembirakan umat islam itu. Sampai saat ini, kata Asykuri, sebagian masyarakat masih menganggap umat Islam itu selalu kalah, disudutkan dan dikecilkan.
Padahal, tegas alumnus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu, klaim Islam selalu kalah dan disudutkan itu tidak berdasar. “Apakah mereka tidak melihat di negeri kita itu sudah ada hukum terkait zakat, halal haram makanan, kemudian hampir setiap bank sekarang ada divisi syariah dan masih banyak lagi. Ini kan luar bias,” ungkap Askuri.
“Sampai-sampai Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang sekular itu juga mendirikan Halal Center,” tandasnya menegasikan klaim umat umat Islam yang selalu kalah, disudutkan dan dikecilkan. Terkait dengan makanan ini, kata Asykuri, bio tehnological food yang semakin banyak menggunakannya. “Isu halal akan menjadi luar biasa 50 tahun yang akan datang dan itu isu yang sangat sensitif.”
Masihkah kita menganggap diri kita selalu kalah, disudutkan dan dikecilkan? Berita terkait dalam kajian ini bisa dibaca di: Rahmat Tersembunyi dari Pengalaman Tindak Represif, Begini Kekuatan dan Kelemahan Umat Islam. (uzlifah)