PWMU.CO – Belakangan ini, di tanah air ada beberapa fenomena aneh. Dimulai dari rusuh tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua Jakarta, disusul teror bom bunuh diri sekeluarga di Surabaya, penembakan terduga teroris di Sidoarjo, hingga dirilisnya 200 mubaligh oleh Kemenag.
Fenomena aneh itu mencuat dalam sesi Dialog Ideopolitor yang menghadirkan Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Nadjib Hamid, di Aula SMA Muhammadiyah Tapaan, Kota Pasuruan, Senin (28/5/2018).
Menurut pengamatan Nadjib, hampir dalam setiap aksi teror akhir-akhir ini, terduga pelakunya selalu memiliki kaitan dengan Muhammadiyah. Seperti kartu tanda anggota IPM, IMM, anak-anak yang bersekolah Muhammadiyah, maupun jamaah Masjid Muhammadiyah. “Semua seolah menunjukkan ada benang merah dengan Muhammadiyah,” tuturnya penuh masygul.
“Memang, kalau dicermati akhir-akhir ini banyak tokoh Muhammadiyah, seperti Pak Amien Rais, Busyro Muqoddas, dan Dahnil Simanjuntak, yang kritis terhadap pemerintah, terutama Densus 88 terkait kasus Siyono. Juga munculnya daftar 200 ulama yang direkom Kemenag minim orang Muhammadiyah. Semua ini kayaknya tidak berdiri sendiri. Kita sepertinya sedang dikerjai,” tegasnya.
Untuk itu, ia meminta agar pimpinan dan warga Muhammadiyah berhati-hati dan waspada dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), terutama masjid dan mushalla. “Hendaknya takmir tidak gampang menerima dan mempersilakan orang menjadi imam dan penceramah di tempat kita kalau belum jelas betul identitas orang itu,” serunya lantang.
Mantan komisioner KPU Jatim ini juga prihatin dengan semangat dakwah pegawai atau orang-orang yang bekerja di AUM pendidikan dan kesehatan. Dijumpai, beberapa personal yang sudah sepuluh hingga lima belas tahun bekerja di AUM, tapi ternyata belum mampu mengajak satu pun warga masyarakat untuk masuk Muhammadiyah. “Hal seperti ini harus menjadi perhatian serius. Sebab kalau seperti ini, bagaimana calon DPD-nya bisa menang?” katanya disambut gemuruh undangan.
Untuk itu ia meminta agar pencalonan dirinya sebagai DPD tidak lagi diperdebatkan, tapi langsung ditindaklanjuti dengan aksi nyata, dengan mencari tambahan pemilih baru dari masyarakat luas.
“Kalau Emilia Contessa saja yang tanpa Muhammadiyah dan tanpa Aisyiyah bisa meraih suara satu juta enam ratus enam puluh lebih, masak kita tidak malu punya calon DPD yang didukung Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak berhasil melampaui suara artis itu?” tantangnya serius.
Pada akhir acara, Nadjib Hamid melantik dan mengukuhkan anggota tim pemenangan yang diketuai oleh Slamet Suharto dan Fauzi AM dari Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Kota Pasuruan seraya membagikan buku karyanya, Muhammadiyah Era Milenial. (Abnas)