PWMU.CO – Dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan terdapat sebuah malam istimewa bagi umat Islam. Yaitu malam lailatul qadar. Tak sedikit umat Muslim yang berlomba-lomba untuk menghidupkan 10 malam terakhir Ramadhan ini agar berjumpa dengan lailatul qadar.
Demikian salah satu inti ceramah menjelang shalat Tarawih yang disampaikan Dr Aslich Maulana di Masjid At-Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Perumahaan Pongangan Indah, Gresik, (6/6). Rasulullah saw, jelas Aslich, memerintahkan kepada umat Islam untuk mencari lailatul qadar di malam-malam yang ganjil.
Dari berbagai riwayat yang ada, jelas aslich, lailatul qadar itu datang pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. “Malam dupuluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima dan dua puluh tujuh. Karena di malam yang ganjil pada sepuluh malam yang terakhir itu Rasulullah sepanjang malam memantau turunnya Lailatur Qadar,” terangnya.
Mengapa lailatul qadar begitu penting? Menyitir al-Quran surat al-Qadr, begitu istimewa malam itu. “Sesungguhnya Aku turunkan al-Quran pada malam lailatur qadar. Dan taukah kamu apa malam lailatur qadar itu? Yaitu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan,” begitu terjemahan surat al-Qadr 3 ayat yang pertama.
“Kalau seribu bulan dikurskan dengan tahun, maka berkisar delapan puluh empat tahun yang bisa ditempuh dengan ibadah semalam. Sudah barang tentu mesti kita kejar sehingga dalam hidup kita setidaknya telah bertemu dengan malam lailatur qadar,” jelas Aslich memotivasi jamaah untuk mencari malam lailatul qadar.
“Kalau delapan puluh empat tahun diganti delapan puluh empat milyard, apakah bapak dan ibu sanggup tidak tidur untuk mencari malam Lailatur Qodr?” tanyanya yang dijawab sanggup oleh jamaah sambil geeerrr.
Merujuk pada berbagai hadits Nabi, jelas Aslich, setidaknya ada dua tanda malam lailatur qadar. Secara harfiah, yang pertama adalah tidak ada awan pada malam hari itu. Karena para malaikat itu bersayap sehingga saat turun sayapnya dikembangkan dan itu bisa mengipas awan hingga terang. Dan yang kedua jika pada pagi sampai siang hari matahari terlihat terang tetapi tidak terasa panas.
“Itulah tanda-tanda lailatul qadar yang disampaikan Rasulullah saw. Kalau pagi hari terjadi seperti itu, artinya pada malam hari sebelumnya adalah malam lailatur qadar,” jelasnya.
“Mudah-mudahan kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mendapatkan malam lailatul qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan,” pungkasnya berharap yang diamini para jamaah.
Ceramah sebelum shalat Tarawih merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan di Masjid At-Taqwa PRM Perumahaan Pongangan Indah. Diisi secara bergantian oleh para ustadz dari berbagai wilayah Gresik, membuat masjid ini terlihat makmur. Sebab, masjid ini selalu penuh sesak jamaah untuk melakukan shalat Isya’ dan Tarawih. (m. yazid n)