PWMU.CO – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi yang bersemangatkan amal ilmiah dan ilmu amaliah. Bulan Ramadhan tahun ini IMM Komisariat Raushan Fikr Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Komunitas Mahasiswa Penggerak (MAGER) mengadakan aksi bagi takjil bersama relawan angkot baca yang tergabung dalam MAGER.
Kegiatan berbagi takjil kali bertajuk “1001 takjil dari angkot baca untuk masyarakat Malang”. Kegiatan tersebut digelar di depan Stasiun Kota baru Malang, Selasa (5/6). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan kedua yang sebelumnya (26/5) disebar ratusan takjil di berbagai Rute yakni Landungsari sampai Gadang dan Arjosari sampai gadang dengan menggunakan angkot baca sebagai sarananya.
“Kegiatan yang kedua ini di kemas berbeda dengan sebelumnya. Pada momen Ramadhan kita kembali melakukan kegiatan serupa, bedanya sekarang kita membuat stan di depan Stasiun Kota Baru Malang,” tutur Dian Fairuza Salah satu anggota Komunitas MAGER.
“Banyak dari mereka yang merasa terbantu dengan adanya pembagian takjil ini, terutama pengguna angkutan umum yang belum sempat mereka menyiapkan makanan untuk berbuka karena ada di dalam angkot, bagi pengendara motor mereka sangat bersyukur karena di tengah kemacetan kota mereka masih bisa mendapatkan takjil secara gratis,” lanjutnya.
Menurut Ramliyanto, salah satu Donatur dalam aksi ini ketika ditemui di kediamannya, mengatakan bahwa ia sangat senang dengan program yang diadakan oleh Komuniats MAGER. “Hal ini sangat kreatif dan bermanfaat. Intinya, kegiatan yang dilaksanakan ini langsung bersentuhan dengan masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Penggerak (MAGER) Nurul Firdaus menyatakan bahwa ada 4 misi yang dilaksanakan pada hari ini. Pertama adalah menumbuhkan jiwa peduli terhadap sesama manusia khususnya bagi mahasiswa dan bapak supir angkot, kedua, mengkampanyekan budaya literasi di masyarakat umum melalui Budaya membaca dimanapun dan kapan pun, bahkan saat di dalam angkot.
“Ketiga, kami ingin mengkampanyekan gerakan kembali ke angkot karena bagi saya faktor utama kemacetan di kota Malang adalah karena kurang sadarnya masyarakat terhadap keberadaan angkutan umum,” jelas Nurul Firdaus.
“Mereka memilih menggunakan kendaraan pribadi yang akan berdampak pada bertambahnya jumlah kendaraan di jalanan,” tutur Nurul Firdaus sambil menambahkan kegiatannya itu adalah salah satu ajang kami mmempererat kekeluargaan antara internal relawan baik supir maupun mahasiswa.
Sumber dana kegiatan 1001 takjil tersebut merupakan hasil yang dikumpulkan dari swadaya anggota dan donatur yang disiapkan untuk dibagikan langsung ke masyarakat umum. Terutama tukang parkir, penarik becak, supir angkot lainnya beserta penumpangnya dan masyarakat Malang secara umum.
Dalam takjil terdapat stiker yang berisi kampanye tentang budaya literasi dan gerakan kembali ke angkutan umum. Takjil diserahkan langsung oleh bapak angkot beserta mahasiswa, yang tergabung dalam komunitas mahasiswa penggerak.
Kegiatan di tutup dengan buka bersama dengan para relawan angkot baca. Juga penyerahan bingkisan berupa sembako untuk relawan penggerak dan kegiatan diskusi internal relawan angkot baca. (ode)