PWMU.CO – Musim mudik ke kampung halaman Bawean, ada kenangan indah yang tidak bisa dilupakan oleh Kemas Saiful Rizal. Sekretaris Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Gresik ini selalu teringat dengan momen buka puasa bersama di Masjid Shalihien.
Masjid Shalihien yang dikelola PCM Sangkapura yang berada di jantung kota Sangkapura, Pulau Bawean. “Untungnya momen buka puasa bersama di masjid Shalihien yang sudah berlangsung puluhan tahun ini masih terus bertahan hingga saat ini,” jelasnya, Ahad (11/6).
Menurut Kemas, buka bersama di masjid ini terasa sangat unik. Bahkan berbeda dengan daerah-daerah lainnya, meski sama-sama acara buka bersama. “Unik, karena berbeda dengan yang saya rasakan di tempat lain di luar pulau Bawean,” jelasnya.
Soal menu berbuka, jelas Kemas, mungkin sama dengan di tempat lain. Ada nasi, kue, kurma dan minum. Bedanya adalah soal penyajiannya. Di sini nasi rawon, soto, gule maupun sate disajikan menggunakan piring. Lalu ada teh atau kopi susu hangat dan air mineral gelas.
”Jadi berbuka bersama di masjid ini seperti serasa di rumah. Karena tidak disajikan dalam bungkusan ataupun kotakan,” kata Kemas yang kelahiran Bawean itu. Makannya pun diatur rapi di serambi masjid. Setiap harinya rata-rata ada 100 jamaah yang ikut berbuka bersama.
Menurut Ali Hanafiyah, ketua majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PCM Sangkapura, kegiatan buka bersama ini sudah berlangsung cukup lama.
“Sejak Ayah saya (Alm. H. Nur Qomari) dulu jadi Pimpinan Muhammadiyah, buka bersama ini sudah ada, bedanya dulu hanya disediakan minuman dan kue saja,” jelasnya sambil menceritakan donatur buka bersama ini hanya ditanggung 1 atau 2 orang saja setiap harinya.
“Buka bersama di masjid Shalihien ini selalu diawali dengan ceramah 30 menit sebelum waktu berbuka, dengan penceramah yang berganti-ganti,” jelasnya lagi.
Ramadhan tahun 2018 ini Masjid Shalihien kedatangan 7 orang muballigh muda. 4 orang dari Universitas Muhammadiyah Gresik, 2 orang dari Akademi Dakwah Surabaya (milik DDII) dan 1 orang dari Unmuh Surabaya. Masing-masing tinggal di Bawean selama 10 hari, 15 hari dan 25 hari selama bulan Ramadhan ini. (ksr)