PWMU.CO-Sudah tiga hari ini jamaah selalu bertanya-tanya. Dimanakah gerangan perempuan yang biasa melayani jamaah waktu buka maupun sahur? Seperti sore ini, jamaah yang antre berbuka sudah banyak. Sementara ibu-ibu yang melayani tidak lengkap seperti hari-hari sebelumnya. Ada satu yang tidak kelihatan. Dialah Siti Nurjannah.
Kegiatan Masjid An Nur Muhammadiyah Sidoarjo selalu selalu padat. Apalagi di bulan Ramadhan. Ada banyak kegiatan yang insidental dan terprogram sepanjang bulan Ramadhan. Tiap buka puasa menyiapkan 400 bungkus nasi dan takjil per hari. Ini butuh tenaga ekstra. “Memang sudah tiga hari ini partner saya sakit dan harus masuk ICU di RS Mitra Keluarga Waru,” papar Riana Wulaningrum, seksi konsumsi.
Selain Riana, seksi konsumsi digawangi oleh Siti Nurjannah. Ibu dari tiga anak ini tiba-tiba sesak nafas, sehingga oleh Abi Hasan, ketua Takmir Masjid An Nur diantarkan ke RS Delta Surya. “Dari sana sudah bisa pulang. Tapi besoknya kami mendengar kabar kalau Bu Siti masuk ICU RS Mitra Keluarga,” ujar Bunda Ria, panggilan Riana.
Dari hasil pemeriksaan ternyata Bu Siti mengidap jantung koroner. Harus dilakukan kateterisasi jantung. Setelah dua hari di ICU, Senin (11/6/2018) pagi sudah diambil tindakan. Melalui WA yang dikirim Alvina, putri Siti Nurjannah, kepada Bunda Ria menunjukkan kondisi Bu Siti cukup baik.
“Alhamdulillah, tidak parah dan tidak sampai pasang ring, cuma dikaterisasi saja karena tidak parah. Penyembuhannya dengan obat… Terima kasih atas doanya,” demikian tulis Alvina.
Tentu saja para takmir dan jamaah Masjid An Nur merasa sangat kehilangan. “Kita yang aktif di takmir loh memang sudah seperti saudara. Jadi begitu kondisinya Bu Siti seperti ini, membuat kita sedih, dan insya Allah semua berdoa untuk kebaikan Bu Siti,” kata Ana Zakiyah, bendahara Ramadhan.
Para jamaah juga menggalang dana.”Semalam ibu-ibu jamaah yang berbuka di AnNur menggalang dana untuk Siti. Itu semua inisiatif jamaah sendiri, bukan permintaan. Tak terasa saya kok mbrebes mili,” tambah Ana.
Semoga cepat sembuh Bu Siti. Jamaah menunggu kiprahmu kembali. Syafakillah laa baksa tohuron, Insyaa Allah. (R6)