PWMU.CO – Keberhasilan melakukan telaah emosi diri merupakan salah satu kunci seseorang untuk mengubah diri menjadi lebih positif. Demikian disampaikan owner Parahita Diagnostic Center M. Sulthon Amien MM saat berkesempatan memberi motivasi kepada peserta Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) III Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur, Sabtu (7/7/18).
Bertempat di Hotel Tanjung Surabaya, Sulthon—sapaannya—mengajak peserta menelaah emosi diri menggunakan 4 pisau, yakni nyaman, tidak nyaman, tinggi, dan rendah. “Kuadran I untuk emosi yang nyaman tinggi, seperti bahagia, cinta, peduli, percaya diri, bersyukur, dan optimis,” jelas Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu.
Sedangkan kuadran II itu, lanjutnya, untuk emosi yang nyaman rendah, seperti senyum, sayang, tenang, ikhlas, dan tangguh. “Emosi yang tidak nyaman tinggi, kita letakkan di kuadran III, seperti marah, kecewa, benci, iri, dan sakit hati,” jelas Sulthon.
Sedangkan kuadran IV untuk emosi yang tidak nyaman rendah, yaitu sedih, kesal, gelisah, khawatir, bosan, ragu, dan malas,” paparnya.
Untuk dapat menuju emosi yang ada di kuadran 1 dan 2, kata Sulthon, perlu adanya ruang penanganan, pendidikan, dan pembiasaan. “Sedangkan untuk mengurangi kuadran 3 dan 4, kita perlu mengajak dialog dengan diri kita sendiri terhadap masalah tersebut,” tegasnya.
Menurut Sulthon, sebuah kemarahan itu tidak bisa hanya diobati dengan ‘tanyakan pada hatimu’. “Sebenarnya bukan hati, tapi otaknya yang harus diclearkan, karena otak itu sebagai pengendali,” jelasnya.
Karena itu, ia berharap kita semua dapat mengubah mindset menjadi positif. “Biasakan selalu melakukan dialog dengan diri sendiri menjelang tidur. Itu bisa menjadi refleksi bagi diri kita sendiri,” sarannya.
Pelatihan kader DANA III Jatim ini diselenggarakan selama tiga hari dua malam yaitu tanggal 6-8 Juli 2018 dan diikuti 40 peserta, tiga diantaranya berasal dari Jawa Barat dan Gorontalo. (vita)