PWMU.CO-Peletakan batu pertama pembangunan gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Banyumas mendapat perhatian serius dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Bahkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, M.Si datang sendiri menghadiri acara tersebut untuk meletakkan batu pertamanya, Sabtu (14/7/2018) sore.
Selain warga dan pimpinan Muhammadiyah, sejumlah tokoh juga ikut hadir di acara yang dipusatkan di Jln. Dr. Angka no. 1 Purwokerto, Banyumas Jawa Tengah tersebut. Maklum, acara itu juga dimanfaatkan untuk sekaligus menggelar kegiatan Silaturahmi Warga Muhammadiyah Kabupaten Banyumas di Purwokerto. Mereka ikut menyaksikan acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Banyumas dan juga gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Purwokerto.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan betul oleh Haedar Nashir untuk menegaskan sikapnya pada masyarakat. Doktor lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut menyatakan komitmennya bahwa Muhammadiyah akan terus membangun Indonesia. Muhammadiyah, lanjut dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu, akan terus membangun untuk bangsa dan negara Indonesia lewat pendidikan, layanan sosial, dan kesehatan.
“Insyaallah. Prinsipnya Muhammadiyah akan swadaya membangun gedung Pimpinan Daerah dan SMA ini. Tentu bukan hanya fisik tetapi lebih dari itu agar kita lebih meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pendidikan maupun dalam dakwah,” ucap pria asal Bandung Jawa Barat ini.
Kendati secara prinsip pembangunan gedung tersebut dilakukan swadaya, Haedar mengakui adanya bantuan-bantuan dari berbagai pihak pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Banyumas. Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan terima kasih pada berbagai pihak yang turut membantu pembangunan gedung tersebut.
“Tidak kalah pentingnya, kami juga sampaikan terima kasih kepada warga yang terus berinfaq, sedekah, dan jariyah,” katanya.
Ketika memberikan tausiah dalam Silaturahmi Warga Muhammadiyah, Haedar mengatakan dalam waktu dekat, Muhammadiyah akan membuka Universitas Muhammadiyah di Malaysia. Bahkan, kata dia, Muhammadiyah juga telah mempunyai lahan seluas 10 hektare di Melbourne, Australia. Pihaknya juga berencana membangun sekolah berasrama (boarding school) di sana pada 2019 mendatang.
Sekedar diketahui, boarding school tidak jauh berbeda dengan keberadaan pondok pesantren. Di beberapa tempat di tanah air, model boarding school atau sekolah berasrama dibangun untuk menfasilitasi siswa yang tidak pulang setelah kegiatan sekolah. Mereka belajar di luar kegiatan formal sekolah. Nah, sering kali waktu di luar kegiatan formal sekolah difokuskan untuk pendalaman ilmu-ilmu agama termasuk menghafal al Qiran yang tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pondok pesantren salafi.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banyumas Ibnu Hasan mengatakan pembangunan gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah tersebut dilakukan swadaya tanpa adanya kucuran dari pusat. “Tidak pernah berubah, (pendanaan) dari warga Muhammadiyah. Kita tidak pernah membuat skenario macam-macam, itu spontanitas,” kata Ibnu Hasan.
Menurut Ibnu, seluruh pembangunan gedung tersebut didanai masyarakat melalui sumbangan atau infak. “Itulah hebatnya Muhammadiyah, soal pendanaan itu selalu muncul dari bawah,” tandas Ibnu.
Ibnu juga mengatakan adanya dana stimulan sebesar Rp 500 juta dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto sebagai modal awal pembangunan gedung tiga lantai yang direncanakan selesai dalam waktu 2 tahun. “Kebutuhan dana untuk pembangungan gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah ini mencapai Rp 4 miliar,” katanya.(tgr)