PWMU.CO-Siswa baru SMP Muhammadiyah 5 (Spemma) Pucang, Surabaya yang mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) diajak fun game di Kebun Bibit 2 di Wonorejo.
Aktivitas yang digelar Rabu (18/7/2018) ini bukan sekadar bermain, namun di tiap permainan memiliki makna belajar karakter yang wajib dimiliki pada siswa. MPLS atau yang sering disebut juga dengan nama Forum Taaruf Siswa (Fortasi) ini mengajak siswa melatih kemampuan motorik dan menonjolkan karakter abad 21.
Sebelum dimulai fun game, siswa diajak shalat Dhuha di sekolah. Hal ini rutin dilaksanakan siswa di kampus Pucang. Lalu menggunakan tiga bus seluruh siswa baru diarahkan ke area Pendapa Kebun Bibit diberi pengarahan mengenai permainannya.
Jumlah permainannya ada lima yakni driver, gegana, bola bergulir, permadani, dan pinbol. ”Tujuan permainan ini untuk melatih sikap kerja sama, kesabaran, ketangguhan, dan rasa percaya diri dalam suatu kelompok,” ujar Ketua Panitia Arlia Nilam Intansari.
Permainan yang diberi nama driver menuntut siswa lebih percaya dengan siswa lainnya. Dalam permainan itu siswa berjajar satu garis lalu siswa di bagian belakang tidak ditutup matanya sedangkan seluruh siswa dalam barisan itu ditutup matanya menggunakan sapu tangan.
Mereka saling berkomunikasi hanya dengan tepukan lewat bahu. ”Bila siswa di barisan depan ditepuk di bahu kanan oleh siswa di barisan belakangnya, maka siswa yang di depan harus melangkah ke kanan,” terang Pak Choir, penanggung jawab game driver.
Permainan lainnya, bola bergulir. Dilakukan dengan tiap siswa dibekali dengan potongan kayu yang digunakan memindahkan bola dari satu siswa ke siswa lainnya hingga menuju ke tempat yang telah ditentukan.
”Dalam permainan ini siswa dilatih bekerja sama dalam belajar dan selalu bersabar hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai,” terang Pak Rusdi, penanggungjawab permainan bola bergulir.
Tidak berhenti di kegiatan yang menyenangkan itu saja, tiap siswa Spemma juga diajarkan mencintai lingkungan dengan menebar benih ikan di danau Kebun Bibit. ”Pengenalan cara mencintai lingkungan sekitar seperti ini sangat bagus dilakukan agar tumbuh karakter berupa rasa empati terhadap Bumi sebagai tempat kehidupan manusia,” kata Bu Wahyu, wali murid yang melihat anaknya beraktivitas di dalam Fortasi hari ini. (Firman)