PWMU.CO – Implementasi Kurikulum 2013 (K13) di sekolah perlu terus dikawal, khususnya bagi sekolah/madrasah yang baru melaksanakannya.
Meski telah menerapkan K13 selama satu tahun pelajaran, MI Muhammadiyah 1 Pantenan, Panceng, Gresik terus memberikan penguatan kepada semua tenaga pengajar.
“Jika tahun lalu kami menerapkan di kelas I dan IV, tahun pelajaran 2018/2019 ini kami menerapkan K13 mulai kelas I hingga kelas VI,” ujar Kepala MIM 1 Panceng Muhammad Karim MPdI.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pantenan Drs Akhsan KS mengatakan, saat ini perguruan Muhammadiyah Pantenan terus berbenah. “Kami terus berusaha merenovasi dan meningkatkan kompetensi secara bertahap,” ungkapnya.
Akhsan mengingatkan, guru profesional itu yang mau mengembangkan perangkat pembelajaran. “Orang ke sawah saja harus bawa arit dan pacul. Guru juga begitu, arit dan paculnya ya perangkat pembelajaran,” tuturnya.
Karena itu, lanjutnya, perangkat pembelajaran harus disiapkan sejak awal. “Jangan hanya jika ada pengawas,” tegasnya.
Menurut Akhsan, pintar saja tidak cukup. “Selain pintar, guru juga harus bisa memainkan antara materi dan metode,” ujarnya.
Dalam workshop yang berlanfsung Rabu (25/7/18) itu, Tim K13 SDMM mengajak guru-guru MIM 1 Pantenan mengevaluasi proses pembelajaran K13 yang telah dilaksanakan di tahun sebelumnya. Dari hasil evaluasi, diskusi workshop dimulai dari cara menghitung jumlah hari efektif.
“Di SDMM, sebelum awal tahun pelajaran kami membuat rencana pelaksanaan tema pembelajaran dan rencana kegiatan sekolah selama satu tahun pelajaran,” jelas Koordinator Kurikulum SDMM Rudi Purnawan MPd.
Rudi—sapaannya—-menjelaskan, dari rancangan tema pembelajaran dan rencana kegiatan sekolah tersebut, barulah bisa dihitung jumlah hari efektifnya. “Perhitungan inilah yang menjadi dasar guru-guru menyusun pemetaan Kompetensi Dasar (KD), program tahunan (prota), program semester (promes), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),” jelas Rudi.
Dalam kesempatan tersebut, Koordinator International Class Program (ICP) SDMM Ria Pusvita Sari memberikan contoh cara mengajar K13 berdasarkan buku guru. “Inilah pentingnya guru mempelajari dan memahami isi buku guru sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih komunikatif dan terarah,” ujarnya setelah simulasi pembelajaran.
Workshop pertama ini membahas persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, hingga penilaian. Tim K13 SDMM juga mengajak guru-guru MIM 1 Pantenan melakukan telaah terhadap aplikasi penilaian yang mereka miliki.
Guru kelas IV sekaligus Wakil Kepala Bagian Kesiswaan Ashabul Khoiri SE SPd mengatakan, guru-guru menjadi semakin faham dalam penyusunan administrasi pembelajaran.
“Teman-teman jadi sadar betul bagaimana proses pengajaran yang baik, bagaimana cara menggunakan buku siswa dan buku guru, serta penyiapan perangkat pembelajaran termasuk media,” ungkapnya lega.
Khoiri—sapaannya—berharap kerjasama ini terus dilakukan. “Kami masih butuh sekali tambahan ilmu dari tim SDMM. Ada kerjasama yang sifatnya mau membimbing kami, baik akademik maupun bidang lain,” harapnya.
Di akhir workshop, Kepala MIM 1 Panceng Muhammad Karim MPdI menyampaikan, akan ada pertemuan lagi dengan tim K13 SDMM. “Tugas yang diberikan tim SDMM di workshop pertama ini akan coba kami wujudkan sehingga di workshop yang kedua nanti, guru-guru bisa lebih lancar mengikuti,” ungkapnya. (RPS)