PWMU.CO – Haru dan bangga warga SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo (SD Muhida) membuncah atas keberhasilan Timnas Sepakbola Indonesia U-16 menjuara Piala ASEAN Football Federation (AFF) U-16. Digelar di GOR Gelora Delta Sidoarjo, Indonesia menaklukkan Thailand dengan skor 4-3 di babak adu pinalti setelah imbang 1-1 dalam waktu normal, Sabtu (11/8/2018).
SD Muhida patut bangga karena salah satu anggota Timnas U-16, Brylian Negiehta Dwiki Aldama, sang gelandang, pernah bersekolah di sini. Peran besar Brylian yang berkali-kali menggagalkan serangan Tim Malaysia di babak semi final berhasil mengantar Timnas U-16 Indonesia pada kemenangan 1-0 atas Malaysia dan masuk ke babak final.
Moch. Muhajir, guru olah raga SD Muhida menyatakan bahwa sejak kelas satu, minat Bryliant terhadap sepak bola sudah terlihat. “Dan saya sarankan kepada orangtuanya agar diikutkan klub sepak bola di Sidoarjo,” cerita Muhajir tentang bagaimana meyakinkan orangtuanya bahwa sang anak punya bakat istimewa dalam sepakbola.
“Saat kelas tiga ia saya ikutkan turnamen di Surabaya. Walau belum juara, semangat dan minat Brylian terhadap sepak bola cukup besar. Orang tuanya juga sangat mendukung Brylian. Terutama ibunya,” lanjut Muhajir.
Namun, di momen istimewa saat Brylian ikut mengantarkan Indonesia Juara AFF U-16, sang Ibu Isnaini tidak bisa melihat penampilan anaknya saat juara. Awal tahun ini, 21 Januari 2018, sang ibu telah dipanggil ke hadirat Allah swt.
Cerita tentang “perjuangan” sang ibu untuk Brylian juga disaksikan oleh Kepala SD Muhida, Enik Chairul Umah. Sebab, saat Brylian bersekolah di SD Muhida bersama sang kakak Kevin Happy, sang Ibu-lah yang seringkali menjemput keduanya saat bubar dari sekolah. Dengan bersepeda motor, kakak-beradik itu dibonceng sang Ibu untuk diantar berlatih sepak bola di klub sepak bola.
“Saya masih ingat saat ibunya menjemput sekolah dengan penuh semangat dan suka cita membonceng Brylian dan kakaknya. Kemudian mengantar mereka berlatih sepak bola di klub sepak bola,” cerita Enik.
Kevin Happy yang kakak Brylian, juga gemar dan pemain sepak bola. “Di sekolahan, kakak beradik ini sangat santun dan punya semangat belajar yang baik di kelas. Saat kelas empat, Brylian memilih menekuni sekolah bolanya,” jelas Enik.
Semoga keberhasilan Brylian menjadi semangat siswa Muhammadiyah, khususnya yang berminat bermain sepak bola untuk menjadi anak-anak yang pantang menyerah meraih impian mereka. “Saat ini banyak siswa SD Muhida yang juga menekuni sepak bola di klub-klub sepak bola,” jelas Enik.
Sebagaimana yang dikabarkan oleh Detiksport, peran sekolah dalam “mencium” bakat Brylian sangatlah besar. Orang tua Brylian, Yusdianto, menceritakan jika orangtua Brylian awalnya tak tahu kalau anaknya punya bakat sebagai pesepakbola. Yudianto tahu anaknya punya potensi setelah diberi tahu oleh guru olahraga di sekolah.
“Kami sendiri awalnya tidak mengetahui bahwa dia mempunyai hoby sepakbola, kami baru mengetahui pada saat guru olah raganya ke rumah. Mengatakan bahwa Brylian ini pandai bermain bola,” kata Yusdianto kepada detikcom, Jumat (10/8). Bahkan saat guru olahraga di sekolah sudah menceritakan langsung, Yuswanto tetap kurang yakin. Soalnya Brylian yang pendiam sama sekali tak pernah bercerita padanya.
Setelah yakin, barulah Yuswanto mencarikan sekolah sepakbola untuk sang anak di wilayah Sidoarjo. Dan, kini anak itu telah menjadi salah satu bintang di negeri ini. Semoga selalu ternaungi sukses dan berkah! (ecu)