
PWMU.CO – Dirobohkannya Rumah Radio Bung Tomo, di Jl. Mawar 10-12, Tegalsari, Surabaya, menjadi keprihatinan banyak pihak, termasuk Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya). Rumah yang pernah menjadi “studio” radio perjuangan Bung Tomo saat berpidato membakar semangat rakyat Surabaya dalam merebut kembali kemerdekaan Indonesia itu, kini memang telah rata dengan tanah.
Keprihatinan direfleksikan civitas akademika UMSurabaya dalam bentuk penyerahan Ethno Terrarium kepada Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, saat memberi Kuliah Tamu pada acara Darul Arqam Madya (DAM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kota Surabaya, yang bertempat di Gedung G lantai 6 Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat (13/05/16).
Ethno Terrarium adalah produk karya inovasi mahasiswa UMSurabaya yang menyatukan nilai-nilai budaya di dalam akuarium. Di dalam mini akuarium tersebut dibangun miniatur beberapa bangunan etnik khas Indonesia, seperti rumah adat lengkap dengan taman-tamannya. Penyerahan Ethno Terrarium tersebut sebagai bentuk pesan dunia kampus kepada pemerintah, yang diwakili Wakil Gubernur Jatim.
(Baca: IMM Jangan Latah dan Tidak Berpendirian dan Tugas IMM Itu Menjaga Ideologi Muhammadiyah)
Penyerahan Ethno Terrarium dilakukan secara simbolis oleh Rektor UMSurabaya Sukadiono. “Inilah momentum penting untuk menegaskan bahwa UMSurabaya akan terus mengawal kebijakan Negara dalam rangka melindungi cagar budaya,” kata Rektor. “Kita akan melawan hegemoni neo-liberalisme yang membuat nilai cagar budaya semakin tidak berharga. Kita harus bersuara keras,” ujarnya.
Gus Ipul, sapaan populer Wakil Gubernur Jatim mengatakan, Rumah Radio Bung Tomo merupakan cagar budaya yang harus dilindungi keberadaannya. ”Seharusnya peninggalan budaya itu harus dlindungi, seperti Rumah Radio Bung Tomo ini. Harus ada peran pemerintah (kota) untuk mengambil alih,” kata Gus Ipul.
(Baca juga: Inilah 12 Produk Inovasi Mahasiswa UMSurabaya yang Jadi Finalis Kompetisi Produk Tepat Guna)
“Harapan saya, ahli waris bisa berkoordinasi dengan pemerintah sebelum menjual ke pihak swasta. Menjual ke pemerintah dulu sebelum menjual ke orang lain,” katanya. Gus Ipul juga meminta agar diberikan sanksi pada penggusur rumah itu. “Dan harus dibangun kembali sesuai dengan bangunan asal, meskipun dalam bentuk replika,” ujar Gus Ipul.
Zaki Astofani selaku perwakilan IMM Kota Surabaya mengatakan bahwa fakta penghancuran Rumah Radio Bung Tomo tersebut merupakan pukulan telak bagi simbol perjuangan kemerdekaan yang dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan pemodal, “Kita sebagai mahasiswa ada di garda depan untuk mengawal kebijakan Negara yang mencederai nilai budaya,”, katanya. (dede)
Discussion about this post