PWMU.CO – Hari Ahad, 12 Agustus 2018, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia mengadakan peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. “Apakah Muhammadiyah perlu memperingati hari kemerdekaan?” tanya Ketua PCIM Malaysia Assoc Prof Sonny Zulhuda PhD dalam amanatnya sebagai pembina upacara.
“Bukan hanya perlu, tetapi wajib. Karena, dari kita dan oleh kitalah nasib kemerdekaan ini bertumpu,” lanjutnya. Diadakan di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM), perhelatan yang sudah diadakan selama dua tahun belakangan dihadiri oleh sekitar 150 anggota Persyarikatan. Terdiri dari para buruh migran, mahasiswa, dan dosen di Negeri Jiran.
Dalam konteks menjelang Pilpres 2019, Sonny mengingat agar warga Muhammadiyah mampu bersikap cerdas dengan tidak terseret arus konflik. “Jangan kita kelihatan bodoh, karena kita semua ini bukan orang bodoh,” tegas doktor hukum media digital ini.
Yang dimaksud kelihatan bodoh, menurut Sonny, adalah gontok-gontokan, saling mencela, dan kemudian menyerang sesama. “Kita mulai dari diri kita sendiri, dari grup WhatsApp kita,” jelasnya. “Mulai hari ini, jangan gunakan istilah-istilah stigmatisasi negatif terhadap orang yang berseberangan pandangan, haluan, aliran maupun opini.”
Sonny mengajak segenap warga Persyarikatan untuk menghindari pola pikir yang serba hitam-putih dalam hal yang sangat nisbi, seperti perbedaan pilihan-pilihan politik. Dia berpesan, “Yang aktif dalam politik praktis, monggo serius. Kita ridha. Adapun kita yang di dalam Persyarikatan, marilah kita berpolitik secara adiluhung atau high politics.” (husnaini)