PWMU.CO – Keseruan mewarnai perlombaan dalam rangka peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI di SMP Muhammadiyah 12 GKB, Gresik, Rabu (15/8/18).
Aneka perlombaan tradisional semacam makan kerupuk dan tarik tambang ikut menyemarakkan kegiatan yang diikuti 600 an siswa iyu. Yang membuat lebih heboh, kedua lomba itu ‘dimodifikasi’ sehingga menambah keseruan.
Lomba baru estafet spon juga tak kalah menariknya. Yang juga menambah hangat, para guru dan karyawan ikut berbaur mengikuti lomba-lomba itu.
Lomba tarik tambang yang berlangsung di lapangan basket misalnya. Yang bertanding adalah guru melawan murid.
Pada awalnya, lomba terlihat sangat tegang karena cukup lama tempo yang diperlukan salah satu tim untuk mengalahkan lawannya. Tim guru yang diketuai kepala sekolah Hari Widianto MPd akhirnya berhasil menang di babak pertama.
Oleh karena itu tim guru membuat keputusan unik. Pada babak kedua, timnya dikurangi 1 pesronel sehingga tinggal 6 guruu melawan 7 siswa.
“Supaya lebih seru. Pada babak dua 6 guru lawan 7 siswa. Ini baru seru, terlihat tarik menarik,” ujar Hari, sapaannya.
Pengurangan satu orang itu sedikit membuat pertadingan seimbang,
walaupun akhirnya siswa kalah juga. Skor 2-0 untuk guru. “Selamat untuk tim guru, Anda layak dapat hadiah,” ucap Hari.
Menurut Aditama SAg, anggota tim guru, di babak kedua perlombaan berjalan sangat alot dan menegangkan.” Tapi, secara keseluruhan pertandingan sangat menarik,” ujarnya.
Tim siswa dipimpin, Ega Nandana Rafif, Ketua Pimpinna Ranting IPM SMPM 12 GKB. Dia berkomentar bahwa pertandingan tarik tambang termasuk lomba yang sangat dinanti siswa. terbukti, semua siswa duduk di tepi lapangan menyaksikan lomba tersebut.
“Meskipun kalah, kami tetap semangat. Semoga pertandingan tarik tambang ini menambah motivasi siswa dalam ikut lomba memeriakan HUT RI,” harapnya.
Sementara itu lomba makan kerupuk ikut menyita perhatian. Pasalnya ada modifikasi yang bikin seru, yaitu: para peserta, matanya ditutup dan kakinya dimasukkan dalam bak yang sudah diisi es batu.
“Kita bikin lomba yang unik dan menarik supaya siswa antusias dan ceria,” ujar Ega Nandana Rafif.
Menurutnya, lomba makan kerupuk itu biasa. “Yang luar biasa adalah ketika lomba mata harus ditutup dan kedua kaki dimasukkan dalam bak yang sudah diisi es batu,” tambahnya. Yang juga tak kalah menarik adalah lomba estafer spon.
Kedua lomba ini, menurutnya, menggunakan unsur air sehingga siswa lebih tertarik mengikutinya. Kadangkala juga mereka memercikkan air kepada tim yang kalah.
“Khususnya estafet spon, kami harus siap basah karena resiko yang kalah harus disemprot air oleh panitia. Maka dari itu, tim saya harus menang,” papar Misfa Shafwah Zahidah, salah satu peserta “Seru banget,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Ahnaf Faisal Khoirullah. Siswa kelas IX yang ikut lomba makan kerupuk ini mengungkapkan bahwa lomba ini ada tantangan sendiri.
“Bukan hanya bisa makan kerupuk sampai habis, tetapi dengan mata ditutup dan kaki kedinginan ini yang membuat lomba ini sangat berat. Ada sensasi tersendiri yang pasti,” katanya. (Ichwan Arif)