PWMU.CO – Centre ID 110 Yayasan Badan Pengembangan Laboratorium Pendidikan (BPLP) Universitas Negeri Malang (UM) melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke beberapa sekolah mitra, salah satunya SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
Tim BPLP UM Dr Mirjam Anugerahwati MA dan Siti Julaikhah SAB tiba di SDMM Rabu (15/8/18) siang. Sebelumnya, mereka melakukan monev di TK Aisyiyah 36 Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar Gresik, yang berlokasi tak jauh dari SDMM.
Kegiatan monev dilakukan di kelas II Anggrek dan kelas IV Afrika yang hari itu ada mata pelajaran Cambridge.
Guru kelas II Anggrek Nur Aini Ochtafiya SPd mengatakan, monev ini merupakan kesempatan baginya untuk bisa terus memperbaiki pembelajaran Cambridge di kelasnya.
“Ya senang, ya grogi, campur pokoknya. Tapi saya welcome (terbuka) karena baik untuk kualitas pembelajaran saya,” ungkapnya.
Fiya—sapaannya—mengajarkan materi Plants in Different Environment. “Ide keluar saat melihat anak-anak saya yang superaktif tapi mereka cerdas,” ujarnya tersenyum.
Menurutnya, mereka butuh penyaluran energi sehingga harus banyak aktivitas bergerak, bernyanyi, dan berpindah tempat.
“Jadi, keluarlah formula tempel poster dengan clue (petunjuk) yang sudah diberikan dan memberi mereka ruang untuk bereksplorasi dengan menjelaskan di depan teman-temannya,” jelas Fiya.
Dalam pembelajaran tersebut, lanjutnya, mereka harus bergerak menempelkan clue di poster jenis-jenis environment (lingkungan) yang berbeda-beda. “Kalau mereka salah, temannya yang memberi tahu untuk bergerak ke arah poster yang benar,” tambahnya.
Lain halnya dengan guru kelas IV Afrika Arif Wahyudi SPd yang mengajarkan materi Vocabulary: Words Group. Yudi—sapaan akrabnya—meminta setiap siswa menuliskan satu kata di papan tulis secara bergantian sesuai dengan jenis yang telah dia tentukan.
“Anak-anak sangat antusias. Mereka tetap enjoy, tidak merasa diawasi oleh orang lain yang bukan gurunya. Alhamdulillah lancar,” ungkapnya senang.
Centre Head ID 110 Dr Mirjam Anugerahwati MA mengapresiasi pembelajaran berbasis Cambridge di sekolah berjulukan Kampus Biru tersebut.
“Saya suka cara guru mengecilkan suaranya ketika anak-anak ramai. Itu membuat mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mendengar suara guru dan pada akhirnya mereka tenang perlahan,” ujarnya saat evaluasi.
Mirjam—sapaannya—mengatakan, group assessment (penilaian kelompok) dan self assessment (penilaian diri) juga telah dilakukan dengan baik saat pembelajaran.
“Classroom management-nya (pengelolaan kelas) sudah bagus. Khususnya ketika mengembalikan konsentrasi siswa di awal dan di sela-sela pembelajaran,” jelasnya.
Hasil dari monev ini, kata Mirjam, akan digunakan untuk memberikan masukan (umpan balik) bagi perbaikan pelaksanaan program pembelajaran Cambridge di sekolah mitra Centre ID 110.
“Jangan lupa, Oktober 2018 nanti kita akan melaksanakan Check Point Test (ujian akhir Cambridge). Tolong disiapkan,” pesannya. (Vita)