PWMU.CO– SMP Muhammadiyah 1 Gresik alias Spemutu mengadakan bakti sosial (baksos) Idul Kurban di Masjid Nurul Iman, Dusun Kampung, Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Kamis (24/8/18).
Koordinator acara Wakiya SAg mengatakan, kegiatan baksos di luar sekolah seperti ini sudah dilakukan Spemutu selama 18 tahun. “Hampir setiap tahun, di setiap Idul Adha, kami mengadakan kegiatan baksos seperti ini,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk memerhatikan kesejahteraan warga. Selain itu, hal ini juga bisa melatih siswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat luar.
“Saat tahun pertama kegiatan ini, sambungnya, kami menyumbang 12 ekor kambing untuk Panti Asuhan Muhammadiyah di Desa Mojopuro Gede, Bungah, Gresik,” kenang Wakil Urusan Ismuba Spemutu ini.
Dia menjelaskan dalam baksos kali ini, Spemutu membawa dua ekos sapi kurban, yang beratnya masing-masing hampir 300 kg. “Ini merupakan hasil dana yang terkumpul dari wali murid, tokoh masyarakat, tokoh Muhammadiyah, pimpinan majelis, serta komite sekolah,” ungkapnya.
Untuk pemilihan tempat baksos, Wakiya menjelaskan alasannya, “Dua kriteria yang harus dipenuhi yaitu desa tersebut merupakan desa binaan Muhammadiyah dan juga merupakan masyarakat dari kalangan menengah ke bawah.”
Ketua Takmir Masjid Nurul Iman Sutjipto Hadi menerangkan, baksos Spemutu ini adalah beksos kedua yang pernah datang ke tempatnya. “Yang pertama baksos SMA Muhammadiyah 1 Gresik,” ujarnya.
Dia senang, karena ketika menerima hewan kurban seperti ini, para warga menyambut gembira. “Memang sebagian besar masyarakat sini adalah masyarakat dari kalangan bawah,” ujarnya.
Dia menegaskan, pembagian daging hewan kurban dilakukan merata. “Seluruh warga Desa Pucung yang terdiri dari 176 kepala keluarga akan menerima daging kurban dari Takmir Masjid Nurul Iman,” kata dia. Sutjipto berharap, baksos seperti ini ada lagi untuk tahun-tahun berikutnya.
Tim Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang terlibat dalam kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Pimpinan Ranting (PR) IPM Spemutu Adam Al Naufal. Naufal—sapaan ketua PR IPM dua periode—ini mengungkapkan, timnya senang dengan kegiatan seperti ini. “Karena dengan begini IPM bisa belajar bersosialisasi dengan masyarakat.
Naufal menerangkan, untuk mengikuti kegiatan ini teman-temannya IPM harus mempersiapkan mental. “Karenas ebagian terkadang ada yang muntah, takut darah, dan sebagainya. Jadi persiapan mental adalah yang terpenting”, ungkapnya.
Dia berharap, di tahun-tahun berikutnya, IPM akan lebih kompak dalam bekerja sama seperti dalam bakos ini. “Semoga akan lebih banyak kegiatan Spemutu yang melibatkan IPM,” ucapnya. (Awiyan/Naqyah/Handalas)
Discussion about this post