PWMU.CO – Pemuda harus berani mengahadapi masalah. Membahasnya. Dan menciptakan penyelesaian dan jalan keluar masalah yang dihadapinya. Dalam persoalan apapun, pemuda harus jadi garda terdepan. Sebab, pemuda adalah generasi pemimpin yang menjadi kekuatan nyata untuk menjadi bagian penting penyelesaian segala permasalahan masyarakat, umat, dan bangsa.
Hal tersebut disampaikan oleh Hajriyanto Y. Thohari saat menjadi narasumber di Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Fungsionaris Mahasiswa Lembaga Intra Kampus Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) Ahad (26/8/2018) malam di Rumah susun Mahasiswa (Rusunawa) UMM. “Sebagai anak muda harus tanggap dengan perubahan, jangan telmi (telat mikir, red) dan acuh tak acuh terhadap kondisi sekitarnya,” ujar Hajri, panggilan akrabnya.
Menurut Wakil Ketua MPR RI 2009-2014 itu, pemuda dan mahasiswa harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, tanpa pandang bulu. “Idealnya pemuda dan mahasiswa itu harus peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Selanjutnya bersikap dan bertindak solutif,” tambah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Dalam hal wawasan dan wacana, pemuda dan mahasiswa juga harus luas dan menyeluruh. “Harus banyak membaca agar memiliki wawasan yang luas, supaya tidak sepotong-sepotong dalam memahami dan menyikapi segala sesuatunya,” lanjutnya.
Hajri mengajak kepada seluruh mahasiswa yang ikut pelatihan tersebut untuk juga turut mengambil peran dalam politik tentunya sesuai dengan porsi dan posisinya. “Dalam hal politik, pemuda dan mahasiswa sudah layak untuk terlibat karena tidak selamanya politik itu kotor. Mindset ini yang harus diluruskan,” paparnya.
“Kalau orang baik semuanya menjauhi politik, maka bisa jadi politik akan diisi oleh orang-orang yang kurang baik,” tambahnya serius. Maka itu Hajri mengajak mahasiswa juga belajar berbagai hal. Termasuk politik. Sebab, dalam politik semua urusan kehidupan manusia diatur didalamnya.
“Oleh karena itu mahasiswa harus banyak belajar, belajar semuanya. Supaya suatu saat jika masuk dan terlibat di dalam dunia politik bisa berdiskusi dan menemukan solusinya,” jelasnya. “Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depan kalau kita cuma berdiam diri saja, tidak peka dan tanpa kepedulian terhadap lingkungan kita,” tandasnya.
Hajriyanto terakhir mengajak untuk terus maju dan berani mengahadapi tantangan dan masalah yang ada didepan dengan bekal yang cukup dan pergaulan yang luas. “Hidup itu harus berani menghadapi masalah. Bahkan Anda bikin skripsi, tesis, dan lain-lain selalu mencari masalah dulu, baru pembahasan, dan menciptakan penyeselesaian permasalahan,” ajaknya sekaligus mengingatkan bahwa di kampus adalah latihan.
“Ketika di kampus Anda adalah latihan, nanti di luar atau setelah lulus dari UMM realitas kehidupan yang akan Anda hadapi langsung. Jadi, berlatihlah dengan baik saat menjadi pemimpin di kampus,” pungkasnya. (izzudin)