PWMU.CO-Warga Dusun Lekok Tenggara Desa Gondang Kec. Gangga Kabupaten Lombok Utara tersenyum cerah. Mereka tidak lagi tinggal di tenda pengungsian korban gempa. Kini mereka bisa menempati hunian sementara (Huntara) yang dibangun relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Ratusan rumah-rumah mungil ini kondisinya lebih baik dan nyaman daripada tinggal di tenda. Dengan huntara ini aktivitas warga dusun mulai berangsur normal. Kondisi desa mulai hidup kembali.
Huntara yang dibangun Muhammadiyah ini berukuran 6 x 4 meter, tinggi 2,5 meter. Biaya pembangunannya mencapai Rp 7,2 juta per unit. Terdiri satu kamar tidur dan satu ruang keluarga. Warga menempati hunian sementara ini sambil menunggu bantuan rumah permanen dari pemerintah.
Muhammadiyah berencana membangun 670 huntara. ”Saat ini sudah terbangun 399 unit. Target kami tuntas tiga bulan ke depan,” ujar Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Arif Nur Kholis dalam pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Jalan Kertomenanggal Surabaya, Selasa (18/9/2018) sore.
Ketua MDMC Jawa Timur Rofii mengatakan, pembangunan huntara ini hanya butuh waktu lima jam per unit. Huntara memiliki sirkulasi yang bagus sehingga layak dijadikan tempat tinggal. ”Rumah ini bisa bertahan dua sampai tiga tahun,” katanya.
Rumah mungil ini dibangun dengan kerangka galvalum. Dinding dari kalsiboard, atap asbes gelombang. Bahan bekas rumah yang masih bisa dipakai seperti kusen, daun pintu dan jendela juga dipasang. Sebagian bahan didatangkan dari Surabaya, Bali, dan Lombok.
”Atap asbes gelombang kami beli di Bali. Rangka galvalum kami datangkan dari Surabaya. Sebagian bahan lagi dari Lombok. Tempat pembelian berbeda berkaitan stok barang dan harga,” kata dia menambahkan.
Huntara dibangun di lahan milik warga, setelah reruntuhan rumah dibersihkan. ”Kami membangun ini berdasarkan aspirasi warga yang ingin tinggal di rumah meski darurat,” ujarnya.
Muhammadiyah juga membangun 6 masjid yang runtuh dan 6 klinik kesehatan di Lombok. Juga membangun 110 MCK (tempat mandi cuci dan kakus), 2 tandon air, 2000 meter pipanisasi, 5 sumur bor, dan 6 paket penjernih air.
“Saat ini, sedikitnya 600 relawan Muhammadiyah masih di Lombok untuk mendampingi para pengungsi korban gempa. Mereka fokus membantu rehabilitasi darurat pascagempa yang menewaskan 515 orang tersebut,” tandas Rofii. (edwin)