PWMU.CO – Beragam prestasi pernah ditorehkan atlet-atlet Tapak Suci Kota Surabaya. Baik prestasi di kejuaraan tingkat nasional maupun internasional. Namun, itu tidak membuat para atlet tersebut dengan gampang bisa melatih atau membina siswa lainnya. Para atlet Tapak Suci yang masih berstatus siswa harus terlebih dulu melewati dan atau lulus dalam ujian kader.
(Baca:Tapak Suci Rajai Kejuaraan IPSI)
Dalam ujian kader Madya yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah (Pimwil) Tapak Suci Putera Muhammadiyah Jawa Timur selama dua hari di UNESA (14-15/5), Peraih juara PON hingga juara dunia yang masih berstatus siswa, mengikuti ujian tersebut. Terlihat antusiasme dari mereka, yang serius mengikuti tahapan-tahapan yang diujikan. Mulai dari ujian karya tulis, baca Alquran hingga ujian praktek atau ragawi.
Para talet berprestasi yang mengikuti ujian kader Madya yakni, Yusuf Efendi peraih juara dunia sebanyak 3 kali, Juara PON 3 kali dan Sea Games 3 kali. Kemudian Rodhotul Maffiroh peraih juara Asean Big Games (ABG), lalu Abd Ghofur peraih juara Pra PON di Banten dan juga Wahyu Dwiyantoro peraih juara PON tahun 2000, serta Yunan Imanudin Haq peraih juara Porprof maupun Nurhoirani peraih juara Nasional antar Perguruan Tinggi (PT). Terakhir yang juga mengikuti ujian kader yakni Farah Disa peraih juara Nasional antarmahasiswa.
(Baca: Prestasi Penting,tapi Jujur Lebih Mulia)
Pendekar Sudarusman, selaku Ketua Pimda 06 Tapak Suci Surabaya mengatakan tingkatan di Tapak Suci ada 3 yakni, siswa, kader, dan pendekar. Dan ditingkatan kader Tapak Suci inilah masa yang ditunggu oleh para siswa. Karena mereka nantinya, memiliki hak untuk bisa mengajarkan kompetensi keilmuan yang dimiliki.
”Ujian kader bertujuan untuk memberikan legalitas pada setiap anggota Tapak Suci. Sehingga setelah dinyatakan lulus, mereka memiliki kewenangan bisa melatih (jadi guru),” paparnya. (aan)