PWMU.CO – Orang bekerja harus didasari atas kesadaran akan tugas kehidupan. Ada untuk kepentingan saat ini atau jangka pendek dan masa mendatang yaitu jangka panjang.
“Inilah yang dinamakan ideologi atau cara pandang. Ber-Muhammadiyah harus memahami prinsip seperti ini. Harus memiliki visi dan misi yang jelas.”
Hal itu disampaikan Dr Latipun MKes, Ketua Majelis Pembina Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dalam kegiatan Penguatan Ideologi Muhammadiyah bertema “Berkidmat dalam Bermuhammadiyah”, Sabtu (29/9/18) di Aula SD Muhammadiyah 2 GKB, Gresik.
Menurut Latipun, orientasi bekerja bukan semata-mata uang, tetapi di balik bekerja ada tata nilai. Inilah yang harus dicari.
“Dalam bekerja ada nilai yang nilainya lebih dari nominal uang. Ada nilai kebaikan, kebajikan, dan perjuangan,” ujarnya di hadapan 250 peserta guru.
Latipun menjelaskan, bekerja memiliki nilai positif. “Bekerja bukan berorientasi untuk hari ini, tetapi jangka panjang. Yang di situ terdapat komitmen yang membawa pada ketercapaian kebahagiaan,” papar dia.
Jadi guru, menurut dia, bukanlah pekerjaaan sambilan. Kalau masih ada guru menggunakan prinsip ini, maka bekerjanya pasti dengan hati terpaksa. Kalau terpaksa, maka misi visi jadi guru patut dipertanyakan kembali.
“Guru Muhammadiyah adalah pekerjaan untuk memperjuangkan dalam membesarkan lembaga Muhammadiyah. Maka, dibutuhkan komitmen sehingga bekerja memiliki implikasi positif,” ungkapnya.
Menurut Direktur International Relation Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, sebagai seorang pemimpin, guru harus sepenuh hati dan jujur. Ini adalah sebagai bentuk perwujudan ibadah.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Al Islam Sinergi Majelis Dikdasmen PCM GKB yang dihadiri guru (SD Muhammadiyah 1 GKB, SD Muhammadiyah 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB, dan SMA muhammadiyah 10 GKB). (Ichwan Arif)