PWMU.CO – “Ingin ngobrol lagi sama Bunda,” ucap Harist Azzumardi Aiman Hadi sembari menundukkan kepala seakan menahan air mata. Namun, kedua matanya yang berkaca-kaca tak mampu menyembunyikan kesedihan yang dia rasakan.
Ditemui di rumahnya Jalan Tanjung Harapan 33 Gresik Kota Baru (GKB), Sabtu (6/10/18), putra almarhumah Agustine Nurhayati itu mengaku agak jarang berkomunikasi dengan ibunya akhir-akhir ini.
“Awalnya sih karena saya kabur dari sekolah. Ya jenuh gitu. Trus saya pulang, eh nyampe rumah dimarahi sama Bunda. Saat itu saya jengkel. Di sekolah jenuh, di rumah dimarahi. Akhirnya saya masuk kamar dan ngobrol seperlunya saja sama Bunda,” tutur Harist, sapaannya.
Remaja laki-laki berusia 17 tahun itu kini mulai merasakan rindu pada perempuan yang melahirkan dan membesarkannya.
“Beberapa hari ini saya sadar bahwa Bunda marah karena sayang. Saya ingin bisa ngobrol lagi sama Bunda seperti dulu. Sekarang, saat saya ingin dekat lagi sama Bunda, keburu Allah memanggil Bunda,” ungkapnya lirih sambil mengusap matanya.
Pelajar Kelas XII di SMA Negeri 1 Kebomas, Gresik, ini mengungkapkan kebiasaan ibunya yang tak pernah henti mengingatkan shalat meski putranya sudah remaja.
“Biasanya jam segini itu, suara Bunda selalu meramaikan rumah. Ya nyuruh shalat, ngingetin makan, ngajak ngobrol, terkadang juga ngajak nonton tv,” jelas Harist.
Adik dari Dyah Ihdini Aulia Hadi itu menceritakan ibunya tak pernah bisa diam jika di rumah, selalu ada yang dilakukan.
“Biasanya jam segini itu Bunda di ruangan ini, sibuk ngoreksi tugas mahasiswa di kampus, ngelesi juga di LBB milik temannya, juga membuat proyek usaha lele kami, Bunda sendiri yang membuatnya,” jelasnya kepada PWMU.CO yang menemuinya pukul 18.30 di ruang tamu.
Anak kedua dari pasangan Agustine Nurhayati dan Fatchul Hadi ini bertekad akan meneruskan usaha Lele Krispi ibunya.
“Saya akan bantu Ayah meneruskan usaha ini. Bertiga sama Nenek juga. Biasanya Nenek bantu memanen ikannya,” jelas Harist yang menyesal tidak ada di samping ibunya di saat-saat terakhirnya.
“Seperti biasa, saya ndak ikut ngantar Bunda ke rumah sakit. Fokus di rumah nunggu telepon dari Ayah, biasanya diminta bawain apa-apa jika Bunda rawat inap. Ternyata tadi, saya ditelepon Ayah, diminta ke rumah sakit tanpa membawa apapun. Sesampainya di sana, saya diberitahu kalau Bunda sudah ndak ada,” tegasnya. Menurutnya, semua itu seakan mimpi dan membuatnya tak percaya.
“Selama proses pemulangan jenazah hingga pemakaman, saya ndak ingin nangis. Buat apa nangis, toh Bunda sudah ndak bisa bangun lagi. Hati ini rasanya sesak. Peristiwa ini akan sangat membekas dalam hidup saya, terutama saat menguburkan Bunda. Saya bersyukur bisa mengantarkan Bunda ke peristirahatan terakhirnya,” kesan Harist.
Agustine Nurhayati adalah kontributor PWMU.CO yang telah menghadap Allah SWT hari Sabtu (6/10/18) di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik. Dia meninggalkan seorang suami dan dua anak. (Ria Eka Lestari)