PWMU.CO – “Insya Allah aku usahakan dtg besok, tp aku gak janji.. mhn maaf.”
Rupanya, itulah satu dari lima chat terakhir Agustine Nurhayati yang dia kirim pada Ria Pusvita Sari—rekannya sesama Kontributor PWMU.CO asal Gresik—pada Jumat (5/10/18) pukul 17.39 WIB.
Agustine memang telah mendaftarkan diri sebagai salah satu peserta Kopi Darat Kontributor Gresik untuk PWMU.CO (Kongresmu) di Kafe Pit Stop, Pondok Permata Suci (PPS) Gresik, Sabtu (6/10/18).
“Waktu saya mengumumkan pertama acara Kopdar di grup (Kongresmu), beliau langsung japri. Waktu itu baru empat orang yang daftar, sehingga beliau urutan ke-5,” kisah Vita—panggilan Ria Pusvita Sari—Senin (8/10/18).
Vita bersama Muhamamd Harun Roeshiedh adalah penggagas Kopdar Kongresmu. Karena itu Agustine sering berkomunikasi dengannya.
Dalam chat itu Agustine berjanji insyaallah akan hadir karena ingin bertemu dan berkenalan dengan semua kontributor Gresik. “Juga ingin bertemu Pak Fatoni (Editor PWMU.CO yang biasa mengedit beritanya). Beliau mengaku tak sabar menunggu tanggal 6 Oktober itu,” cerita Vita.
Tapi takdir berkata lain. Sabtu usai shalat Subuh, wanita kelahiran Duduksampeyan Gresik 30 Desember 1972 itu harus dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik karena mengalami muntah darah. Sekitar pukul 06.30 WIB, dia menghembuskan nafas terakhir. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Jumat sore sebenarnya Agustine sudah menyampaikan kondisi sakitnya pada Vita. Tapi dia berpesan agar hal itu tidak diceritakan pada yang lain. Dia juga masih berusaha untuk bisa hadir pada pertemuan itu.
“Maaf tdk respon bbrp chat.. bbrp hari ini berjuang melawan sakit. Hari ini, sejak pk 10 ngedrop.. aku blooding. Jgn share ke yg lain.. kuceritakan pd ust vita agar tdk kesalahpahaman di antara kita.. Aku yakin Allah sedang sangat menyanyangiku dg caraNya.. mungkin melalui sakit ini Allah hendak membersihkan dosa2ku,” chat terakhir lainnya yang dia kirim pada Vita. “Tdk perlu cerita ke teman2.. doakan kondisiku segera membaik.. aamiin.”
Kabar meninggalnya Agustine itu tentu mengagetkan Vita. “Rasanya gak percaya sebab malam harinya masih chating. Vita sempat memastikan dengan cek ke grup-grup lain dan japri beberapa teman. Waktu itu nyesek dan gemetar,” ujar Vita yang saat itu sedang persiapan presentasi untuk sebuah acara di sekolahnya: SD Muhammadiyah Manyar Gresik.
“Ketika sudah dapat kepastian info bahwa beliau benar-benar telah tiada, langsung tumpah air mata ini,” ungkapnya sembari menyesal karena tidak sempat menceritakan kondisi sakit Agustine pada teman-temannya. Vita mengaku tak paham dengan permintaan Agustine agar tidak menceritakan kondisinya itu. “Dan chat terakhirnya itu Vita baca terus berulang-ulang sambil menangis.”
Malam itu, kisah Vita, setelah chat dia memiliki rencana untuk memberi kejutan pada Agustine saat kopdar. “Kalaupun beliau tidak bisa datang, mau Vita datangi ke rumahnya,” ungkapnya.
Vita akhirnya memang datang ke rumah Agustine bersama beberapa kontributor usai kopdar Sabtu sore itu. Tapi Agustine sudah tak bisa menemui rekan-rekannya itu.
Kopdar pun berlangsung tanpa kehadiran Agustine yang merupakan kontributor senior PWMU.CO. “Padahal beliau sudah menyiapkan baju hitam—dresscode yang disepakati para peserta Kopdar Kongresmu,” kisah Vita.
Harun yang memimpin kopdar mengatakan, “Baju hitam yang kita pakai ini sebenarnya sudah dipersiapkan sejak lama. Tapi hari ini seperti menjadi simbol ungkapan duka kita pada Bu Agustine,” ujar Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik yang rajin menulis berita untuk PWMU.CO itu.
Dia lalu memimpin doa agar segala dosa alamarhuma diampuni Allah dan segala amal kebajikannya diterima di sisi-Nya.
Selamat jalan Bu Agustine! (MN)