• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Ternyata, Kita Ini Memang Pasien Terbaik IMF

Selasa 9 Oktober 2018 | 10:52
in Kolom
0
65
SHARES
66
VIEWS
Dhimam Abror Djuraid. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kita ini memang pasien terbaik IMF (International Monetary Fund). Sejak sakit parah, kolaps, anfal, dan nyaris mati pada krismon 1998, sampai sekarang 20 tahun kemudian, Indonesia masih tetap setia menjadi pasien IMF.

Padahal, resep yang dicekokkan ke mulut kita ya resep yang itu-itu saja, tidak ada yang baru. Resep itu terbukti tidak mempan menyembuhkan penyakit Indonesia, tapi anehya kita tetap dengan penuh tawaduk menelannya tiga kali sehari tanpa pernah membantah.

Lucunya—atau tidak lucunya—tetangga-tetangga kiri kanan kita, yang juga sama-sama ketularan sakit pada pada 1998, sudah terlebih dahulu sehat walafiat dan berlari kencang meninggalkan kita. Para tetangga itu, Malaysia dan Thailand, resepnya cuma satu: menolak resep IMF.

Mahathir Mohammad dengan tegas mengatakan “Go to Hell with Your Aids“. Demikian pula Thailand yang lebih memilih untuk tidak tidak sepenuhnya menyerah kepada IMF.

Harusnya, seruan Go to Hell itu diteriakkan di Indonesia, bukan di Malaysia, karena teriakan itu asli punya Bung Karno. Tapi, ternyata Mahathir, The Little Soekarno, yang mewarisinya dan dengan lantang meneriakkannya.

Mahathir juga berteriak keras memekikkan tantangan Bung Karno, “Amerika kita setrika, Inggris kita linggis”.
Si Soekarno Kecil tidak pernah takut menghadapi gertakan Amerika dan Inggris yang nota bene adalah tuannya Malaysia di kumpulan Negara-Negara Persemakmuran (Commonwealth Countris).

Baca Juga:  Jokowi Raja Pasca-Jawa?

Malaysia memilih jalannya sendiri, sementara Indonesia memilih manut kepada IMF. Dan, bagi kita yang cukup umur untuk menyaksikan peristiwa 20 tahun silam, tentu masih ingat betapa kita sebagai bangsa dipermalukan di depan panggung dunia.

Saat itu Presidem Soeharto dipaksa untuk menandatangani pakta perjanjian dengan IMF. Pak Harto tertunduk menandatangani pakta di depan Presiden Michel Camdessus yang bersidekap dengan jumawa seperti gubernur jenderal VOC berkacak pinggang di depan raja Jawa yang takluk menyerah.

Kita ini memang pasien terbaik IMF.
Krisis moneter 20 tahun yang lalu sudah tidak terlihat sama sekali bekas lukanya di tetangga sebelah. Tapi, di Indonesia krisis ekonomi merantak menjalar menjadi krisis politik, yang membongkar sendi-sendi bernegara kita sampai ke pondasi yang paling dalam.

Sampai sekarang, 20 tahun kemudian, krisis itu tak pernah benar-benar selesai, dan bahkan terlihat indikasi akan semakin parah. Lucunya—atau tidak lucunya (lagi)—sekarang ini, 20 tahun berselang, kita menghadapi kondisi yang hampir-hampir mirip dengan krismon 1998.

Dan, lagi-lagi, kita dengan penuh kebanggaan mengundang IMF sebagai tamu agung dengan menyiapkan karpet merah dan jamuan super mewah menghabiskan dana hampir satu triliun.

Baca Juga:  Opini Ringan Berbobot, Baca Karya Nur Cholis Huda

Sungguh sulit membayangkan, bagaimana Pak Mahathir, tetangga kita, tidak tertawa terpingkal-terpingkal sampai terguling-guling menyaksikan kedunguan kita ini.

Mahathir tahu persis resep IMF yang ditawarkan ke Indonesia sama persis dengan resep 20 yang lalu. Ibarat pepatah Inggris, “Di mata mereka yang pegang palu, segala sesuatu terlihat seperti paku”. Ibarat montir yang memegang kunci inggris yang menganggap segala sesuatu bisa dibuka dengan kunci itu.

Itulah IMF, si pemegang palu dan kunci inggris, semua masalah dianggap seperti paku yang dengan mudah digetok sampai amblas.

Kita ini memang pasien setia IMF.
Kita tahu ingredients resep IMF adalah “Washington Consensus” mazhab neo-liberal dengan mantra utama liberalisasi pasar, privatisasi, dan hands up economy yang mengandalkan keajaiban invisible hand.

Kenyataannya invisible hand itu tetap invisible, tidak pernah kunjung kelihatan.
Neo-loberalisme hanya laku di negara-negara berbahasa Inggris dan sudah lama dibuang di tong sampah oleh negara-negara Eropa. Bahkan, di tempat kelahirannya sendiri di Amerika, neo-liberalisme ditolak keras.

Prof. Joseph E. Stiglitz penasihat ekonomi di masa Presiden Clinton adalah salah satu pengritik paling keras IMF. IMF bersama Bank Dunia dan WTO (World Trade Organization) adalah “Tiga Serangkai yang Tidak Suci” (Unholy Trinity) yang ingin mengontrol dunia.

Baca Juga:  Menteri Nadiem dan Monster Liberal

Ketiga lembaga itu menjadi pengontrol globalisasi yang oleh Stilitz dianggap salah arah. Tidak ada level playing field, yang adalah lapangan dan aturan yang mereka buat untuk kepentingan mereka sendiri.

Lembaga-lembaga ini muncul pascakemenangan di Perang Dunia Kedua dengan membagi-bagi wilayah kekuasaan dunia, dan memperlakukannya sebagai negara jajahan baru.

Mereka bagi-bagi kekuasaan, IMF menjadi hak Eropa dan World Bank menjadi hak Amerika. Presiden IMF selalu dari Eropa dan presiden World Bank dari Amerika. Bertiga mereka bersama WTO ingin mendikte ekonomi dunia.

Mereka ini adalah para dinosaurus dunia yang nyaris punah karena tidak menyadari (atau pura-pura tidak menyadari) telah terjadi, meminjam Rhenald Kasali, “Great Shifting” dalam tata-kelola dunia baru.

Pemain-pemain lama itu masih hidup di masa silam. Masih merasa besar dengan kekuatannya di masa silam, dan gagal paham mengenai perubahan platform ekonomi dunia. Mereka lupa bahwa dinosaurus punah bukan karena lemah, tapi karena gagal beradaptasi dengan platform dunia baru.

Kita ini memang pasien setia IMF.
Kalau resep yang diberikan 20 tahun yang lalu tidak bisa menyembuhkan sakit kita, mengapa kita masih keukeuh mengundang dokter yang sama?
Mikir! Kata Cak Lontong. (*)

Kolom oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior.

Tags: Dhimam Abror DjuraidIMF
Share26SendTweet16

Related Posts

Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
936
Pigai, Say No to Racism
Kolom

Pigai, Say No to Racism

Sabtu 9 Januari 2021 | 16:54
31k
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Manusia-Manusia Telanjang

Sabtu 2 Januari 2021 | 12:42
501
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Skenario Kilometer 24

Senin 28 Desember 2020 | 15:43
713
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Resafel Salah Nama

Rabu 23 Desember 2020 | 05:32
5.2k
Wangsa Politik Joko Widodo
Kolom

Wangsa Politik Joko Widodo

Senin 14 Desember 2020 | 11:07
430
Next Post
Hilir Mudik dengan Helikopter TNI AD, Relawan Medis Muhammadiyah  Berhasil Transfer Bayi Prematur

Hilir Mudik dengan Helikopter TNI AD, Relawan Medis Muhammadiyah Berhasil Transfer Bayi Prematur

Kongresmu Ingin Menjadi Penyumbang 30 Persen Berita Enak Dibaca PWMU.CO

Kongresmu Ingin Menjadi Penyumbang 30 Persen Berita Enak Dibaca PWMU.CO

(Bukan) Mubaligh Sale

Ratna Sarumpaet dan Rapuhnya Kebenaran, Analisis Mengapa Kasusnya Bikin Heboh

Muhammadiyah Jatim Kembali Kirim Relawan Medis ke Lokasi Bencana Sulteng, 2 Dokter dan 6 Perawat

Muhammadiyah Jatim Kembali Kirim Relawan Medis ke Lokasi Bencana Sulteng, 2 Dokter dan 6 Perawat

Saat Siswa-Siswi Ini Antre Praktikkan Cuci Tangan Pakai Sabun

Saat Siswa-Siswi Ini Antre Praktikkan Cuci Tangan Pakai Sabun

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
314

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
811

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
239

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
398

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Inginkan Manajemen Kecemplung di Syariah, Pradana Boy Yang Jadi Asisten Staf Khusus Presiden

Menimbang Umrah di Masa Pandemi

Minggu 24 Januari 2021 | 19:59
SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

Minggu 24 Januari 2021 | 18:55
Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Minggu 24 Januari 2021 | 16:14
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
Ahli bicara: Covid-19: Penularan dan Ikhtiar Mencegahnya. Artikel ini ditulis oleh Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt dari Universitas Indonesia.

Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

Minggu 24 Januari 2021 | 09:54
Taubat Jusuf Kalla

Taubat Politik Jusuf Kalla

Minggu 24 Januari 2021 | 05:38
3 rumus diet alami

3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

Minggu 24 Januari 2021 | 04:36
Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    24495 shares
    Share 9798 Tweet 6124
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7372 shares
    Share 2949 Tweet 1843
  • Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

    6368 shares
    Share 2547 Tweet 1592
  • Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

    4577 shares
    Share 1831 Tweet 1144
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    5734 shares
    Share 2294 Tweet 1434
  • Smamio Campus Tour Virtual Libatkan Alumni di 30 PT Favorit

    4475 shares
    Share 1790 Tweet 1119
  • Anggota DPR RI Resmikan PLTS Smamio

    5268 shares
    Share 2107 Tweet 1317
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    3236 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

    2536 shares
    Share 1014 Tweet 634
  • Muhammadiyah Jangan Tenggelam di Tengah Perubahan Cepat Ini

    1419 shares
    Share 568 Tweet 355
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama