PWMU.CO – Sudah tiga hari ini, empat relawan medis Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indonesia harus hilir mudik naik helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) untuk melakukan pelayanan kesehatan pada korban gempa dan tsunami di Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Rupanya mereka diminta oleh Letkol Ketut, dokter TNI AD, untuk bersama TNI melakukan pelayanan kesehatan di beberapa titik lokasi yang masih terisolasi dan hanya bisa dijangkau menggunakan helikopter.
Empat relawan itu adalah dr Zuhdiyah Nihayati dan dr Dentino Willi—keduanya dari RS Muhammadiyah Lamongan—serta dr Ershad A Manggala dan dr Silvy.
Dokter Zee, sapaan karib dr Zuhdiyah Nihayat, menjelaskan salah satu alasan kenapa relawan medis MDMC Indonesia dilibatkan dalam operasi pelayanan kesehatan bersama TNI.
“Oh, itu hanya kebetulan karena kontak telepon saya yang mereka simpan,” jawab singkat dr Zee saat dikonfirmasi PWMU.CO via WhatsApp, Senin (8/10/18) pukul 19.00 WIB.
Menurut dr Zee, operasi kemanusian bersama dengan TNI AD ini dilakukan di beberapa titik lokasi yang masih terisolir. Pada hari pertama, Sabtu (6/10/18), operasi dilakukan di Desa Tondo, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.
Kemudian hari kedua tim berangkat ke Desa Lende, Kabupaten Donggala. “Nah, hari ketiga (hari ini) kita memberikan pelayanan kesehatan ke Desa Nemo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi,” terangnya.
Sementara dr Willi menceritakan pengalamannya ketika ikut dropping logistik dan memberikan pelayanan kesehatan ke Desa Tondo yang lokasinya berada di pesisir alias di pinggir laut tersebut.
Dia mengungkapkan, keadaan warga memang benar-benar butuh bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. Sebab hingga kini daerah tersebut belum tersetuh distribusi bantuan. Juga banyak warga yang mengeluh mengalami gangguan kesehatan.
“Satu warga mengalami patah tulang dan segera ditransfer ke RS Wirabuana untuk mendapatkan penanganan medis,” terangnya.
Selain itu, lanjut dr Willi, relawan medis MDMC Indonesia juga menangani bayi yang lahir prematur di usia kandungan tujuh bulan.
“Bayi tersebut masih berusia 14 hari dan akhirnya ditransfer ke RS Undata,” tandasnya. (Aan)