
PWMU.CO – Baju baru maupun baju bekas layak pakai bantuan dari masyarakat menumpuk di Universitas Muhammadiyah Palu, Sulawesi Tengah–lokasi Pos Koordinasi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indonesia.
Relawan MDMC Indonesia pun harus memutar otak agar bantuan pakaian dari masyarakat tetap bisa terdistribusi dengan baik, dan tidak menumpuk. Pasalnya, pakaian bukan kebutuhan utama bagi korban gempa, tsunami, dan likuifaksi Sulteng.
Tak kehilangan akal. Inisiatif pun dilakukan. Para relawan MDMC Indonesia bekerja sama dengan aktivis Nasyiatul Aisyiyah Kota Palu menggelar bazar pakaian layak pakai dan baru di lapangan Poskor Unismuh Palu.
“Alhamdulillah, bazar pakaian disambut baik warga. Mereka yang memerlukan pakaian banyak berdatangan ke bazar,” kata Yusa Feriyadi, relawan MDMC Jatim ketika dihubungi, Senin (12/11/18).
Yusa menerangkan, satu persatu warga tampak berdatangan ke lokasi bazar pakaian. Kemudian, warga asyik memilah dan memilih pakaian yang diinginkannya. Salah satu di antaranya adalah Hibur, 41 tahun.
Bapak dua orang anak itu rela berjalan kaki selama 20 menit dari kediamannya di Jalan Kawatuna, Kota Palu menuju lokasi bazar. “Beliau mengetahui adanya bazar ini dari postingan salah satu relawan MDMC Indonesia di media sosial. Syukurlah. Semoga bermanfaat,” kata pria berdomisili Malang itu.
Yusa pun menghimbau, warga Muhammadiyah khususnuya, agar tidak lagi mengirimkan bantuan berupa pakaian, terutama pakaian bekas.
“Yang dibutuhkan warga itu sembako, mi instan, tenda, selimut, dan aneka kebutuhan pokok lainnya. Kalau pakain bukan kebutuhan utama,” pesannya. (Aan)