
PWMU.CO – Relawan medis Muhammadiyah asal RSI Hasanah Muhammadiyah Mojekerto, Jawa Timur terus memberikan pelayanan kesehatan pada warga korban gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hari itu, Selasa (13/11/2018) misalnya, relawan medis yang beranggotakan dr Machmujur berserta dua perawat: Windra Setiawan dan Budi Mulyo Utomo berangkat ke Dusun Baturalele, Desa Balaroa Penewu, Kabupaten Sigi untuk memberikan pelayanan kesehatan pada warga.
Ketiga relawan medis RSI Hasanah Muhammadiyah Mojekerto itu berangkat pukul 05.00 WITA menuju dusun yang lokasinya berada di atas penggunungan dengan kecuraman hampir 80 derajat. Mereka berangkat ditemani tim dari Puskesmas Kaleke pimpinan Ibu Hamsah.
Setelah berjalan kaki selama sekitar 4 jam, para relawan akhirnya tiba di lokasi dan disambut oleh ibu Nindo, salah satu warga dusun setempat.
Dokter Machmujur mengatakan, Dusun Baturalele merupakan daerah yang belum terjamah pelayanan kesehatan pascagempa melanda Sulteng. Hal itu memungkinkan karena dusun tersebut kondisinya masih tertinggal. Jalan menuju ke dusun masih belum teraspal dan aliran listrik juga masih belum ada.
Selain itu, lanjut dia, kesadaran warga akan pentingnya kesehatan juga masih sangat minim. “Nah, ketika sakit, warga lebih memilih menggunakan ramuan-ramuan tradisional dan minta doa-doa dari pendeta dari pada berobat medis,” katanya ketika dihubungi PWMU.CO, Rabu (14/11/2018) pukul 09.00.
“Di dusun tersebut mayoritas beragama Kristen”.
Ia menambahkan, dusun tersebut dihuni oleh 60 kepala keluarga (KK). Tapi rumah warga saling berjauhan satu lainnya. Tak ayal warga yang mau memeriksa kesehatannya hanya sedikit saja.
“Alhamdulillah, kami tetap bisa memberikan pelayanan kepada 20 pasien di dusun itu. Rata-rata warga menderita penyakit OA atau Osteoarthritis,” pungkasnya. (Aan)
