PWMU.CO-Senyum bahagia tampak di wajah Kusyairi (45 tahun). Bayang-bayang rumahnya mau digadaikan tak ada lagi. Kini bisa bekerja setelah mendapatkan pemberdayaan dari Lazismu Cerme Gresik. Bekerja sebagai pengrajin tas di rumah.
Pekerjaan yang bisa menyambung hidup dan mengobatkan putrinya, Selly Anggraini (6), yang kena hidrosefalus. Tidak perlu sampai menggadaikan rumahnya di Dusun Amburan, Desa Kandangan, Kecamatan Cerme.
Ketua Kantor Layanan Lazismu Cerme Bambang Suhermanto menyerahkan uang pelunasan atas pembelian tas sebanyak 250 biji kepada Kusyairi, Kamis (16/11/2018).
Bambang menyatakan, tas tersebut merupakan pesanan dari Lazismu Gresik untuk peserta khitanan massal memperingati 106 tahun Muhammadiyah, Ahad (25/11/2018) mendatang.
”Kami mendapatkan informasi dari Lazismu Cerme mengenai kondisi Pak Kusyairi. Informasi yang dihimpun, beliau sudah mendapatkan banyak bantuan dari lembaga maupun personal untuk memfasilitasi kesembuhan ananda Selly,” ujar Kepala Badan Pengurus Lazismu Gresik, Abdul Rozak.
Dia memaparkan, selama ini Kusyairi bekerja sebagai buruh bangunan. Jika ada yang membutuhkan, Kusyairi baru bekerja. Alhasil, tidak memiliki pendapatan rutin sehingga tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Pak Rozak, sapaan akrabnya, mengungkapkan karena Kusyairi tidak punya uang, akhirnya berutang kepada orang-orang. Sampai mesin jahit yang sebelumnya digunakan sebagai mata pencaharian bapak tersebut pun, tergadaikan.
“Kami menilai, Bapak Kusyairi ini masih usia produktif. Kita bantu beliau bekerja kembali, agar roda ekonomi keluarga bisa berputar melalui pemesanan tas. Alhamdulillah Kantor Layanan Lazismu GKB juga turut membantu menebus mesin jahit yang tergadaikan,” terangnya.
Kusyairi yang ditemui di rumahnya, mengungkapkan kebahagiaannya bisa bekerja kembali, “Alhamdulillah, terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan. Kini saya bisa bekerja kembali menerima orderan tas, dan hasilnya saya putar kembali,” ucapnya.
“Silakan, bagi yang ingin pesan tas, bisa pesan ke saya, dengan menghubungi 0821-4033-9693,” promosinya.
Bambang yang selama ini mendampingi Kusyairi turut berbahagia dengan program ini. “Meski saya membantu dengan meluangkan fisik dan waktu saja, saya sebagai amil merasa luar biasa bahagia. Semoga peningkatan ekonomi ini tidak berhenti di Pak Kusyairi, mari kita bangun ekonomi produktif,” ajaknya.
Menurutnya, bantuan kepada kaum mustahiq (penerima zakat) tidak harus berupa uang. Memberi pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya pun juga merupakan sebuah bantuan.
“Mari kita bantu saudara-saudara yang berekonomi lemah dengan pemberdayaan. Laporkan ke Lazismu jika ada yang perlu dibantu. Semoga bisa membuat mustahiq ini menjadi mampu, dan akhirnya menjadi muzakki (pemberi zakat),” paparnya. (Liesna)