PWMU.CO-Antara Muhammadiyah dengan pelawak seperti Cak Lontong itu ada persamaannya.
Sama-sama membuat lelucon. Bedanya lelucon Cak Lontong berhenti di panggung, tapi lelucon Muhammadiyah berlanjut menjadi amal usaha.
Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA dalam peringatan Milad Muhammadiyah ke-106H di At Tauhid Tower lantai 13, Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Ahad (18/11/18). Cak Lontong juga diundang di acara ini.
“Rektor UMS Dr dr Sukadiono saat mengatakan akan membangun gedung At Tauhid 2 berlantai 31, ini sebuah lelucon,” ujarnya.
“Coba tanya sudah punya biaya tidak? Tapi lelucon itu jadi cita-cita. Biaya dipikirkan belakang. Yang penting buat lelucon dulu,” ujarnya disambut tepuk tangan audien.
Lelucon Rektor Sukadiono, sambung Saad, sudah terbukti hasilnya mampu membangun At Tauhid Tower 13 lantai sekarang. “Sekarang kita tunggu leluconnya akan membangun tower 31 lantai terbukti tidak”, tuturnya.
Lelucon di Muhammadiyah itu, lanjutnya, sudah dicanangkan sejak berdiri dulu. “Kalau Muhammadiyah dulu tidak ada lelucon, maka Muhammadiyah tidak akan sebesar sekarang,” kata dosen UIN Malang ini.
Dia bercerita, sering diundang PCM atau PRM meletakkan batu pertama masjid. “Saya tanya uangnya sudah terkumpul berapa untuk membangun ini? Jawaban panitia, belum ada,” katanya disambut tawa hadirin.
“Saudara-saudara bisa tertawa mendengar cerita ini. Tapi itulah lelucon yang dibuat warga Muhammadiyah. Hasilnya bisa kita lihat sekarang jumlah amal usaha kita,” tandasnya.
Di Milad ke-106H dengan tema Ta’awun untuk Negeri ini, ujar Saad, Muhammadiyah harus memberikan yang terbaik bagi negeri dan memberi sumbangsih yang sempurna. (Ichwan Arif)
Discussion about this post