PWMU.CO-Penampilannya sederhana. Nada bicaranya datar-datar saja. Begitu naik ke podium, Galih Sasongko SE MM mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Muhammadiyah.
Ia mewakili keluarga besarnya menyampaikan hal tersebut lantaran kakeknya, Panglima Besar Jenderal Soedirman, dibesarkan dalam tradisi Muhammadiyah.
Galih Sasongko anak Tidarwono. Bapaknya adalah anak pertama Jenderal Soedirman. Galih hadir pada perhelatan milad 106 tahun Muhammadiyah yang digelar PWM Jatim di Hall At Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (18/11).
Ia diundang untuk menceritakan kisah kakeknya Jenderal Soedirman yang dikenal sebagai panglima TKR (sekarang TNI). Soedirman juga aktif di Hizbul Wathan.
“Benar, Jenderal Soedirman tokoh yang lahir dari rahim Muhammadiyah dan besar dari tubuh persyarikatan ini. Jenderal Soedirman ialah kader sejati Muhammadiyah. Guru, pimpinan Muhammadiyah di Cilacap saat itu, juga penggerak Hizbul Wathan,” ujar Galih.
Saat di Yogya, di sela kesibukan sebagai panglima, lanjut Galih, Jenderal Soedirman masih menyempatkan hadir di pengajian Senin malam di Masjid Kauman. “Keluarga meyakini bahwa hidup ialah pertaruhan keimanan. Meski tidak banyak menikmati waktu bersama Jenderal Soedirman, namun perjuangan beliau turut merebut kemerdekaan sebuah makna yang sangat berarti bagi kami,” kesan Galih.
Saat menyaksikan pagelaran sosiodrama Jenderal Soedirman yang dibawakan oleh siswa SD Muhammadiyah 2 Taman, Sepanjang, Sidoarjo, pria yang kini menjabat sebagai ketua Yayasan Gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman tersebut mengaku terharu.
“Apa yang ditampilkan oleh anak-anak kita tadi, benar adanya. Seperti itulah perjuangan Jenderal Soedirman seperti yang dikisahkan ayah dan nenek saya,” ujarnya haru.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Saad Ibrahim mengungkapkan, kehadiran cucu Jenderal Soedirman lantaran milad Muhammadiyah berada di bulan pahlawan sekaligus di Kota Pahlawan. (Isna)