PWMU.CO – Besarnya sekolah tergantung tamu yang datang. Kalau tamunya tokoh-tokoh nasional, maka itu pertanda sekolahnya besar.
Ungkapan tersebut disampaikan Pahri, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang, dalam kegiatan National Symposium on Education and Technology, yang dilaksanakan di Aula Lamongan Plaza, Ahad (18/11/18).
“Jika sekolah Bapak dan Ibu ingin layak menjadi sekolah hebat, maka datangkan para tamu skala nasional, minta untuk memberi motivasi dan timbalah ilmu sebanyak-banyaknya,” lanjut pria yang juga Ketua Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah ini.
Penyampaian Pahri yang berapi-api membuat 670 peserta ikut menyimak dengan serius. Dia tidak lupa menyisipi yel-yel yang menggugah semangat. Selanjutnya, dia berpesan agar para guru tidak melupakan untuk memperbaiki performanya.
“Memperhatikan penampilan fisik salah satu daya tarik bagi siswa. Peserta didik akan bangga memiliki guru-guru yang rapi dan menarik,” ungkap pria yang sudah mengunjungi 20 negara ini.
Bahkan, Pahri menolak alasan beberapa guru yang mengatakan “dhahir tidak penting, yang lebih penting menata batin”. Guru-guru Muhammadiyah, kata Pahri harus memiliki keduanya, dhahirun wabatinun.
“Sekali lagi, jangan pernah meremehkan penampilan, karena ini pertanda sebagai keyakinan diri. Jadilah guru yang bangga menjadi status guru Muhammadiyah,” cetusnya.
Pahri menceritakan, ketika awal memimpin SMK Mutu Gondanglegi, betapa beratnya mengajak guru untuk memakai dasi, memakai baju yang rapi, dan serasi. “Alhamdulillah, sekarang sudah menjadi karakter diri,” ungkapnya.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini digelar dalam rangkaian Milad Ke-106 Muhammadiyah. (Mohamad Suud)
Discussion about this post