PWMU.CO-SD Muhammadiyah 3 Wage Sidoarjo mengadakan supervisi pembelajaran terhadap guru. Rabu (21/11/18) ini jadwal supervisi untuk Ustadz Didik Cahyo Wicaksono SPd, guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan.
Bertempat di IKROM Sport, Ustadz Didik mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan hari ini di antaranya dua kursi plastik, dua cone, tongkat, dan dua matras. Setelah peralatan ditata, Ustadz Didik membariskan para siswa untuk stretching (pemanasan).
“Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,” ucap Ustadz Didik mengawali pembelajaran.
“Waalaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh,” jawab siswa dengan semangat.
“Anak-anak, coba amati alat-alat di depan kalian. Coba sebutkan!” ujar Ustadz Didik.
Revito Firdaus Setiabudi kelas 5 Darussalam dengan cekatan menjawab. “Kursi, tongkat, cone, dan matras,” jawab Vito.
“Kira-kira kita hari ini akan belajar tentang apa?” tanya Ustadz Didik kembali.
“Lompaaaaat…” jawab siswa serentak.
“Betul. Kita hari ini belajar melompat gaya gunting. Sebelum praktik, kita harus melakukan stretching dulu supaya tidak cedera,” jelas ustadz Didik.
Anak-anak berbaris dan stretching dimulai. Menggerakkan kepala sampai kaki. Kemudian satu per satu siswa lari zig-zag melewati cone yang disusun memanjang. Setelah itu lari mengelilingi lapangan depan sekolah.
Usai pemanasan, praktik melompat dimulai. “Anak -anak coba perhatikan, Ustadz memberikan contoh bagaimana melompat tinggi gaya gunting dengan baik,” jelas Ustadz Didik.
“Pertama, yang harus diperhatikan dalam melompat tinggi gaya gunting adalah awalan, tolakan, posisi badan ketika di udara, dan pendaratan. Paling penting harus percaya diri, jangan ragu-ragu,” jelas Ustadz Didik kembali.
Setelah diberi contoh berulang-ulang, giliran siswa mempraktikkannya. Dari beberapa percobaan yang dilakukan hanya beberapa siswa yang mampu melakukan dengan baik. Salah satunya Dimas Raditya Ramadhan, yang hobi bermain futsal ini.
“Alhamdulillah tadi langsung bisa. Awalnya agak grogi dan ancang-ancangnya harus agak jauh dan tumpuan kaki harus kuat,” komentar Dimas.
Berbeda dengan Alexander Destyan Al Khalif yang masih belum berhasil meskipun sudah mencoba tiga kali. “Susah Ustadz. Aku takut jatuh dan kena tongkatnya,” jawab Alif.
Di akhir pembelajaranya, Ustadz Didik mengingatkan kembali, lompat tinggi harus percaya diri dan tidak grogi. Kalau grogi maka tidak jadi lompat karena takut. ”Belajar lagi ya,” kata Ustadz Didik memberi semangat kepada anak-anak.
Berkaitan dengan jadwal supervisi ini, Kaur Kurikulum Ustadzah Presty Nurdiana SSi mengatakan, supervisi ini sudah menjadi agenda rutin dan diadakan dua kali setahun. ”Supervisi kali ini dimulai sejak tanggal 22 Oktober sampai – 26 November,” jelasnya.
Dengan supervisi ini, sambungnya, diharapkan para guru lebih inovatif, kreatif, dan menarik dalam merancang pembelajan sesuai dengan akronim IKROM yaitu, Inovatif, Kreatif, Kompetitif, dan Menyenangkan. (Nasikin)