PWMU.CO– “Ta’awun adalah satu ajaran dasar dan akhlak Islam. Kata ta’awun termaktub dalam al Qur’an surat Al Maidah ayat 2 yang artinya “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
Hal tersebut disampaikan DR Agung Danarta, sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada resepsi Milad ke-106 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo di Padepokan Reyog, Selasa (20/11/18).
Lebih lanjut, dihadapan warga persyarikatan Muhammadiyah Ponorogo Agung menerangkan bahwa tolong-menolong bisa dilakukan dengan bentuk apapun. “Orang berilmu menolong dengan ilmu serta mengamalkannya. Mereka yang berharta membantu dengan kekayaannya, dan orang yang kuat, melindungi dan memperkuat (perjuangan).”
Masih menurut dosen Ilmu hadis Universitas Sunan Kalijaga ini, ta’awun mengandung pengertian luas, tidak terbatas saat terjadi musibah. “Sejak kelahirannya, selain reformasi pendidikan, Muhammadiyah menunjukkan jati dirinya sebagai gerakan sosial-kemanusiaan. Surat al Maun menjadi dasar Kiai Dahlan menanamkan jiwa kedermawanan.”
Pada kesempatan ini Agung mengingatkan kepada warga Muhammadiyah untuk ber-ta’awun (tolong-menolong) dalam kebaikan saja. Bukan ta’awun dalam ketidakbaikan. Karena menurutnya itu adalah ta’awun yang salah. “Ta’awun yang salah berarti saling membantu dalam berbuat maksiat serta melanggar perintah agama dan perintah Allah untuk berbuat baik kepada manusia.”
Resepsi milad ke-106 Muhammadiyah yang diselenggarakan PDM Ponorogo ini, selain dihadiri oleh jajaran PDM, PCM, PRM beserta Ortom, hadir juga Emil Dardak Wagub (terpilih) Jawa Timur, Suli Da’im S Pd MM, anggota DPRD Jawa Timur, Drs Soejarno, Wakil Bupati Ponorogo beserta Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kabupaten Ponorogo, juga warga Persyarikatan Muhammadiyah Ponorogo. (arifah/timur)