PWMU.CO – Ada yang istimewa dalam peringatan Isra Mikraj yang diselenggarakan Pondok Pesantren Fathul Qur’an, Keduwul, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (21/5). Dalam kegiatan tersebut dihadirkan penceramah yang berasal dari Sudan, Afrika Selatan, Prof Bakri Muhammad Bakhit Ahmad.
(Baca: Jangan Jadi Generasi Cengeng, Pesan Haedar Nashir untuk Pelajar Muhammadiyah)
Dalam ceramahnya, dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini memaparkan kejadian peristiwa Isra Mikraj. Peristiwa itu, kata Bakri, didahului meninggalnya dua orang yang amat disayangi Nabi Muhammad SAW. Yakni meninggalnya istri Nabi, Khadijah dan paman Nabi Abu Tholib. Menurut Bakri salah satu tujuan dari peristiwa Isra Mikraj adalah menghibur dan menghilangkan kesedihan Nabi Muhammad SAW.
”Dua orang itulah yang mendukung perjuangan Nabi Muhammad dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Perjuangan yang penuh rintangan dan ancaman,” katanya.
(Baca juga: Sukses Berkat Nyantri, Inilah Testimoni Alumni Pesantren Muhammadiyah)
Lebih Lanjut Bakri memaparkan pesan utama dari Isra Mikraj ini adalah turunnya perintah untuk menjalankan shalat lima waktu. “Perintah shalat menjadi kewajiban umat islam di seluruh dunia,” paparnya.
Pertanyaan yang muncul, kata Bakri, adalah seberapa khusuk umat Islam dalam menjalankan shalatnya? Dan apakah shalat yang dilakukan, tanya Bakri, memiliki nilai dan implementasi nyata bagi kehidupan kita di tengah-tengah masyarakat? ”Shalat harus menjadi penolong kita,” tegas Bakri.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh santri, wali santri, dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), serta warga Muhammadiyah Keduwul. Selain itu tampak juga masyarakat sekitar.
(Baca: 4 Pesan Terakhir Rasulullah, 3 Pesan Ketua PWPM di Pelantikan PDPM Kota Malang)
Ketua Organisasi Santri Fathul Qur’an Tony menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu agenda rutin Pondok Pesantren Fathul Qur’an untuk praktik muhadasah (percakapan) bahasa Arab. Tujuannya sebagai media pembelajaran bahasa Arab bagi santri. “Dan ini merupakan pertemuan kedua dengan Bakri,” tandasnya.
Sementara itu Direktur Pondok Pesantren Fathul Qur’an Syaifuddin Abdillah mengungkapkan, Bakri dijadwalkan rutin mengajar bahasa Arab, setiap empat bulan sekali. Di samping itu, kata Syaifuddin, pondok pesantren yang didirikan almarhum Kusnan Sumber memiliki cita-cita untuk menjadikan pondok pesantren sebagai tempat untuk mencetak kader dai yang menuasai bahasa Arab, tahfidzul Qur’an, dan ilmu Dakwah.
”Tahfidzul Quran di ponndok pesantren ini mengunakan metode dua jam menghafal Alquran. Dan itu dilakukan setiap hari,” ujarnya. (BD/AAN)