PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bangkalan Ir H Tamar Djaja MM mengajak warga Muhammadiyah untuk benar- benar mempelajari, memahami dan mendakwahkan kalimat tauhid laa ilaha illallah.
Hal itu disampaikannya saat memberi sambutan pada acara milad Muhammadiyah 106 M/109 H di Masjid At Taqwa Jl KH Kholil 31 Bangkalan, Ahad (25/11/18).
Tamar mengatakan, dalam Alquran surat Al Haji ayat 62 sudah sangat tegas hanya Allah yang berhak untuk disembah. “Semua yang menyembah selain Allah adalah batil,” tandasnya.
Untuk itu dia berulang-ulang mengingatkan agar jamaah tidak mempermainkan kalimat tauhid. Dia juga menjelaskan, dalam mendakwahkan kalimat tauhid itu ada dua rukun. An nafi yang maknanya mengetahui dan memahami. Kemudian Al Isbad yang bermakna penerapan keimanan.
Sambutan singkat Tamar dikuatkan Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM Jawa Timur H Nugraha Hadi Kusuma MSi.
Nugraha mengatakan,”Apa yang disampaikan Pak Tamar itu sangat betul. Hanya dengan keimanan yang kuat dalam berjamaah kita juga akan sangat kuat, dan tidak akan mudah digoyahkan oleh kedzaliman,” ujarnya.
Nugraha juga mengkritisi kondisi negara yang saat ini dalam kondisi terpuruk akibat dari ulah para pemilik modal. “Indonesia kini dalam kondisi yang sangat lemah karena dengan mudahnya bisa dibeli para pemilik modal,” kata dia memaparkan.
Coba lihat saat warga Madura panen garam pemerintah impor garam, katanya. ”Saat rakyat panen padi pemerintah impor beras. Saat petani butuh pupuk pemerintah menaikkan harga pupuk, siapa yang diuntungkan dari semua kebijakan itu? Tentu mereka para pemilik modal,” tandasnya.
Dia meminta warga Muhammadiyah bisa berpikir kritis melihat situasi ini meskipun dipersekusi. “Kiai Dahlan telah memberikan contoh yang luar biasa. Beliau tidak marah saat langgarnya dibakar. Begitu pula ketika semua mencemoohnya sebagai kiai kafir.”
“Kiai Dahlan tidak terpancing. Bahkan semakin semangat menggerakkan dakwah Islam dan mereka yang pernah mencemooh semua dirangkul. Sikap bijak Kiai Dahlan dengan tidak melawan secara frontal, tapi pendekatan secara kultural itu patut kita contoh,” sambungnya.
Nugraha meminta membaca sejarah para tokoh Muhammadiyah seperti Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, KH Mas Mansur sampai Soekarno agar memberi motivasi dan inspirasi.
“Meski keturunan Soekarno belum ada yang bergabung di Muhammadiyah, tapi sejarah tidak bisa membohongi bahwa Soekarno merupakan tokoh Muhammadiyah,” tuturnya. Dia juga menyebut, tokoh Muhammadiyah dari Madura di antaranya KH Bahaudin.
Dia me,aparkan sejarah solidnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama saat berupaya melindungi Pondok Pesantren Gontor dan Tremas ketika dirongrong PKI.
“Karena itu saat ini dalam mengawal jihad politik mari kita solidkan geraka. Kita jaga persatuan umat Islam, bisa kita lihat, banyak sekali mereka yang ketakutan bila kita semua ormas Islam bersatu. Maka dari itu sekali lagi , momen milad ini menjadi sangat penting untuk konsolidasi satukan langkah dan tujuan,” tandasnya. (Uzlifah)