PWMU.CO – Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) yang merupakan salah satu bidang dalam struktur organisasi Pemuda Muhammadiyah, bukan sekadar berseragam lalu bertugas atau sejenisnya, tetapi juga merupakan nafas kehidupan.
Hal tersebut menjadi pesan penting dalam bedah buku Sejarah Kokam, pada panggung Bazar Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah, Selasa (27/11/18) malam, di pelataran Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Tampil sebagai pembicara adalah Iwan Setiawan, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) DIY sekaligus penulis dan Akhid Widi Rahmanto—Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang juga alumni Kokam. Sedangkan sebagai moderator adalah Anang Amiruddin Nugroho, Bendahara PDPM Kota Yogyakarta.
Kang Iwan, sapaan akrab Iwan Setiawan, bercerita mengenai perjuangannya dalam menyusun bukunya. “Saya mencari banyak sekali buku-buku referensi yang berhubungan dengan Kokam. Tidak hanya itu, juga terdapat informasi dari wawancara dengan beberapa narasumber yang dulunya pernah menjadi bagian dari Kokam,” kisahnya.
Setelah bukunya terbit, lanjutnya, banyak daerah-daerah yang mengapresiasi dengan mengadakan acara bedah buku tersebut dan bahkan dihadiri juga oleh para tokoh-tokoh legenda Kokam.
Kang Iwan menjelaskan latar belakang buku Sejarah Kokam tersebut, “Karena sejarah Kokam ini sangat minim sekali. Ketika ditanyakan ke para alumni, banyak sekali versi ceritanya. Makanya buku ini hadir untuk memuat semua versi cerita itu dan buku ini hadir untuk mengapresiasi perjuangan Kokam selama ini,” jelasnya.
Sementara Akhid menjelaskan pembentukan Kokam pada masa itu sebagai ide yang cerdas dan sesuai kebutuhan. “Muhammadiyah ini ketika didirikan, bangsa berada di dalam keadaan yang kritis. Begitu pula Kokam yang juga berdiri di saat bangsa juga sedang kritis. Saya pikir, pembentukan Kokam saat itu sebagai ide dan langkah yang cerdas,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi hadirnya buku ‘Sejarah Kokam’ yang ditulis oleh Kang Iwan. “Buku ini menjadi oase untuk mencari sejarah dari Kokam. Buku ini insyallah bisa menjadi penggerak semangat bagi Kokam,” katanya.
Ke depan, Akhid berharap Kokam harus dioptimalkan fungsinya menjadi wadah potensi bagi para warga Muhammadiyah, “Jadi tidak hanya sekadar tugas pengamanan saja. Tapi saya pikir bisa lebih dari itu, untuk memaksimalkan potensi para pemuda di Indonesia, khususnya di Warga Muhammadiyah itu sendiri. Saya berharap, Muktamar ini menjadi momentum untuk mengoptimalkan dan memberdayakan para anggota Kokam secara utuh,” tegasnya.
Dia menegaskan, sebagai ormas Islam besar Muhammadiyah punya peran aktifnya dan merupakan bagian dari komponen penting bangsa. “Maka sangat penting pula bagi Kokam untuk berkontribusi aktif bagi Muhammadiyah dan bangsa ini,” pesannya. (Izzudin)
Discussion about this post