Di Bawah Terik Panas, Manasik Haji Ini Mirip di Tanah Suci

                                                                                                                                              Cahya/pwmu.co
Siswa SMP Mugawangi manasik haji di halaman Masjid KHA Dahlan.

PWMU.CO-Siswa SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi (SMP Mugawangi) melaksanakan manasik haji di halaman Masjid Besar KH Ahmad Dahlan, Sabtu (8/12/2018).

Acara ini diikuti siswa kelas 9. Bekerja sama dengan KBIH Khoiru Ummah milik PDM Banyuwangi, sebanyak 120 siswa dibimbing oleh lima pembimbing dan didampingi guru Ismuba dan wali kelas. 

Kegiatan dibagi menjadi dua sesi. Pertama, dimulai penjelasan awal oleh pembimbing. Sesi kedua pelaksanaan praktik.

Koordinator pembimbing H. Adi Sucipto menyampaikan, praktik yang dilaksanakan haji tamattu’.

“Haji berdasarkan cara pelaksanaannya dibagi menjadi tiga. Haji ifrad, haji qiran dan haji tamattu’. Orang Indonesia rata-rata menggunakan cara haji tamattu’, maka hari ini kita akan praktik dengan cara tamattu,” ucap ketua takmir Masjid KH Ahmad Dahlan ini.

Dalam manasik ini ada miniatur kakbah,  maqam Ibrahim, dan nama-nama tempat penting seperti Bukit Shafa-Marwah, Padang Arafah, Musdalifah, Mina, dan tempat miqat. Manasik di siang hari yang terik ini menjadikan suasana seperti benar-benar berada di Mekkah dan Madinah.

Untuk mempermudah bimbingan, siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Masing- masing kelompok mengikuti arahan pembimbing.

Anis Ilmiati, salah satu pengurus KBIH mengatakan, program SMP Mugawangi ini sangat bagus dan harus terus dilaksanakan. 

“Manasik haji hari ini semoga terus berlangsung. Meskipun praktik di sini dengan pelaksanaan yang sesungguhnya pasti berbeda.  Minimal bisa menambah wawasan dan pengalaman untuk mereka,” ujar mantan ketua PDNA Banyuwangi ini.

Sementara Cahyaningsih WU, Wakasek Ismuba menjelaskan, materi haji salah satu materi Al Islam kelas 9.  “Maka untuk menyempurnakan materi, dilaksanakan manasik haji. Selain sebagai tambahan ilmu dan pengalaman, juga untuk menggugah niat dan semangat anak-anak untuk bercita-cita pergi haji menyempurnakan Rukun Islam,” katanya.

Manasik haji berlangsung 2,5 jam. Namun menjadi  pengalaman yang menyenangkan bagi siswa-siswi Mugawangi. Hal ini dibuktikan dengan antusias mereka dalam mengikuti seluruh proses manasik.

 “Dengan manasik ini saya menjadi hafal doa-doa. Juga paham dengan tata cara yang disampaikan oleh guru di sekolah. Ini adalah pengalaman penting dalam hidup saya,” ujar Silvi siswi kls 9D. (Cahya)

Exit mobile version