PWMU.CO-Generasi milenial, generasi pemakan pulsa. Perut boleh lapar asal pulsa tidak kehabisan. Artinya online sudah menjadi satu kebutuhan.
Hal itu disampaikan Majelis Dikdasmen PCM GKB Nanang Sutedja SE MM dalam acara Sharing Management School dengan bahasan Marketing Sekolah di Era 4.0 di SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik, Sabtu (8/12/2018) .
Acara tersebut sinergi dari tiga SD Muhammadiyah wilayah Gresik Selatan yaitu SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (Muwr1), SD Muhammadiyah Driyorejo (Mudri), dan SD Muhammadiyah Menganti (Musi).
Selain peserta dari trio sekolah tersebut, acara tersebut juga dihadiri oleh PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) Wringinanom, Majelis Dikdasmen Wringinanom. Sedangkan dari rombongan GKB ada 9 orang termasuk Majelis Dikdasmen GKB, kepala SD Mugeb (Muhammadiyah GKB 1), dan kepala Berlian School (Muhammadiyah GKB 2).
Nanang Sutedja kemudian mengupas tentang perkembangan konsep marketing dari era 1.0, 2.0, 3.0 sampai yang terbaru yaitu era 4.0. “Adanya interaksi online dengan offline antara organisasi dengan customer, inilah inti dari konsep marketing era 4.0,” ujarnya.
Cara online itu penting, lanjutnya, tanpa harus meninggalkan cara offline. “Jika era 3.0 mengandalkan isu budaya atau lebih ke branding, maka era 4.0 tidak cukup hanya mengandalkan branding yang kuat tetapi juga content of product/services. Jika ramah tamah itu diperlukan ketika offline, maka kecepatan adalah kunci cara online.”
Selain pembahasan konsep marketing, ada juga materi managing team, future school, dan 4 elements yang dibutuhkan dalam marketing 4.0.
Nanang Sutedja juga mengingatkan bahaya terlena dengan kejayaan masa lalu. “Future School atau sekolah masa depan itu harus mempunyai prinsip disruptive. Yaitu perubahan dengan kekacauan, karena hadirnya para pelaku bisnis yang membawa masa depan ke masa kini. Tomorrow is today,” ujarnya.
Dia pun menceritakan tentang kisah handphone Nokia yang dulu menjadi ponsel favorit masyarakat namun sekarang sudah tergeser dengan brand lainnya bahkan sudah hampir tidak terdengar lagi namanya.
“Jangan terlalu terlena dengan masa lalu. Jangan ada kata dulu. Dulu sekolah ini sangat maju begini begitu, tapi sejak adanya sekolah itu, dan seterusnya. Jangan. Kalau ada kata dulu maka ujung-ujungnya akan menyalahkan orang,” katanya mengingatkan para peserta.
Acara yang dimulai dari pukul 07.00 sampai sekitar pukul 11.00 ini semakin meriah dengan adanya penampilan jingle/yel-yel dari setiap sekolah yang ditampilkan di sela acara.
Nanang Sutedja memuji kekompakan sinergi antara tiga sekolah Muhammadiyah Gresik Selatan tersebut. “Saya bangga dengan sinergi ketiga sekolah ini. Terbukti dari bannernya saja tercetak lambang ketiga sekolah ini,” katanya.
Dia berharap, semoga ke depannya bisa lebih bersinergi lagi di bidang lainnya sehingga SD Muhammadiyah wilayah Gresik Selatan ini menjadi sekolah yang semakin favorit di daerahnya.
Rahmat Sayid Syuhur MPdI, wakil ketua Synergy 22 Sekolah Mitra GKB, menambahkan, rombongan berangkat ke Wringinanom seusai gerakan shalat Subuh berjamaah yang dilakukan oleh semua guru dan karyawan SD Muhammadiyah GKB 1, SD MuhammadiyahGKB 2, SMPM 12 GKB, dan SMAM 10 GKB, lengkap dengan kajian pagi oleh Drs Amin Ismail MSi di Masjid At Taqwa SMPM 12 GKB. (Kiki Cahya Muslimah)