PWMU.CO-Penerimaan rapor hasil belajar semester ganjil 2018-2019 SMP Muhammadiyah 4 Tanggul Jember (SMP Muhata) dilaksanakan pada Jumat (14/12/2018).
Acara bertempat di mushala sekolah yang diubah menjadi aula. Sebelum terima rapordimulai dengan menampilkan beberapa kreasi seni dari wakil masing–masing kelas.
Selesai pentas, pengumuman peringkat kelas begitu ditunggu siswa. Mereka tak sabar mendengar siapa yang terbaik di masing-masing kelas selama satu semester ini.
”Maksud bapak ibu guru memberikan peringkat, bukan ingin membeda-bedakan siswa. Kalian mempunyai kelebihan masing-masing. Akan tetapi kami ingin memberikan pelajaran, bahwa untuk mencapai yang terbaik tidak dengan santai apalagi bermalas-malasan,” kata Wakasek Kurikulum Humaiyah SPd.
Ada siswa yang kemarin selalu mendapat peringkat satu, sambung dia, kini harus turun ke peringkat tiga. Ini juga menjadi pelajaran. Sebab siswa ini santai karena sudah percaya diri dengan peringkat satu. Di satu sisi ada siswa lain yang bersungguh-sungguh belajar siap untuk mengejar.
”Silakan yang disebut namanya maju. Saya mulai dari peringkat ketiga kelas 7B diraih oleh Wardah Nafisa, kedua Dynaura dan peringkat pertama Dzakiyatus Salma,” kata Wakasek disambut riuh suara siswa.
Tepuk tangan bergemuruh memberikan selamat. Dari 36 siswa kelas 7B, ketiga peringkat diraih siswa perempuan. Demikian juga di kelas 8A didominasi siswa perempuan.
”Waduh, kemana siswa laki-lakinya ini, kok semua perempuan?” tanya guru. Kontan saja semua memandang ke depan. Barulah tersadar semuanya. Ternyata yang di depan semua perempuan.
“Sekarang kelas 8B, peringkat ketiga laki-laki atau perempuan?” tanya guru.
“Laki-laki, Bu,” jawab serempak siswa laki-laki.
”Bukan. Peringkat ketiga kelas 8B adalah Lisa Fauziyah,” kata guru menegaskan.
”Hah, perempuan lagi,” seru kompak siswa laki-laki menimpali. Suasana tambah ramai. Begitu juga untuk peringkat kedua dan pertama masih siswa perempuan.
Giliran kelas 9A, ternyata peringkat ketiga dan kedua juga perempuan. Siswa laki-laki tambah gaduh. Mereka langsung hening menunggu nama di peringkat satu disebut.
”Peringkat pertama kelas 9A adalah laki-laki yaitu Aditya Prabowo.” Sontak siswa laki-laki memberikan tepuk tangan yang sangat meriah.
”Prabowo, kamu menyelamatkan harga diri kami,” celetuk seorang siswa laki-laki dengan suara keras. Mendengar itu, seisi ruangan tertawa. Di luar dugaan, Sama’i, guru paling senior, mengantar Prabowo maju dan mengacung-acungkan tangan.
”Hidup Prabowo, hidup Prabowo!” Melihat aksi gurunya itu sekali lagi semua tertawa riuh.
Demikian juga di kelas 9B, juara masih didominasi siswa perempuan. Dari sekian siswa, hanya ada dua siswa laki-laki yang meraih peringkat di kelasnya. Hingga ada guru yang berujar, ”Wah, ini jadi sekolah perempuan.” (Humaiyah)